Jepara  

Cari Ikan Sulit, Harga Melangit

JAJAKAN: Salah satu pedagang ikan, Yani saat menunjukkan dagangannya di TPI Ujungbatu Jepara, Kamis (31/8/23). (MUHAMMAD AGUNG PRAYOGA/JOGLO JATENG)

JEPARA, Joglo Jateng – Sejumlah nelayan di Kabupaten Jepara belakngan ini mengaku sulit mencari ikan. Efek berantainya, sejumlah produk laut harganya ikut terkerek melangit.

Naiknya harga ikan, salah satunya ditemukan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Ujungbatu, Kabupaten Jepara. Harga ikan tidak seperti biasanya, rata-rat naik di angka Rp 5 ribu sampai Rp 15 ribu perkilonya.

Pedagang ikan di TPI Ujungbatu, Yani memaparkan, beberapa ikan hasil nelayan Jepara harganya meninggi. Pihaknya menunjukkan seperti kakap merah, dahulu dibanderol di harga Rp 40 ribu perkilo, namun kini mencapai Rp 50 ribu.

“Hampir semua ikan naik harganya. Kakap merah, ceplek, bahkan ikan GT, semua kompak naik paling tinggi di angka Rp 15 ribu,” papar Yani kepada Joglo Jateng, di emperan TPI Ujungbatu.

Adapun, menurutnya, naiknya harga ikan ditengarai oleh cuaca yang tidak bersahabat. Kemarau panjang ini, mengakibatkan ikan menjauh dari perairan Jepara. Sehingga, pihaknya peroleh ikan sedikit dari nelayan Jepara.

Langkah alternatif Yani, supaya stok dagangannya variatif, sekali dua kali menerima hasil tangkapan nelayan dari Kabupaten Rembang. Karena, buruan ikan yang dicari adalah ikan dengan ukuran besar. Sementara tangkapan nelayan, sudah sedikit, kecil pula.

“Mau tidak mau ya, karena pelanggan mencarinya seperti itu. Jadinya saya sendiri turut peroleh ikan dari luar juga. Di sini, ikan begitu sedikit terjadi sejak musim penghujan kemaren sampai sekarang,” terangnya.

Sementara itu, Teguh yang juga seorang distributor ikan di Jepara mengutarakan, selain cuaca, harga ikan yang melangit di Rembang membuat sejumlah nelayan lebih memilih menjual di sana. Berangkat dari hal itu, stok di TPI Ujungbatu semakin menipis.

“Menjual ikan di Rembang jauh lebih menjanjikan ketimbang di Jepara. Di sana ada pabrik yang siap membeli dengan harga tinggi. Selisihnya mencapai Rp 100 ribu perkilo. Ini jadi motivasi nelayan berpindah menjual hasil tangkapan,” pungkas Teguh. (cr2/fat)