Tutor Sebaya Tingkatkan Pemahaman Geografi Materi Kerja Sama Antar Negara

Oleh: Teguh Iskandar, S.Pd
Guru SMA N 1 Mijen, Kab. Demak

PENDIDIKAN merupakan media yang sangat berperan untuk menciptakan manusia yang berkualitas dan berpotensi. Kualitas pendidikan disesuaikan perkembangan zaman. Semua potensi yang dimiliki oleh peserta didik selaku generasi penerus bangsa akan maju dan berkembang sesuai dengan potensi masing-masing melalui aktivitas belajar di sekolah. Sehingga apa yang menjadi tujuan belajar tersebut dapat tercapai.

Peserta didik terkadang memiliki kekurangan dalam aktivitas belajar. Kurangnya aktivitas yang dimaksud adalah keaktifan peserta didik dalam memperhatikan pelajaran, bertanya, dan mengemukakan pendapat. Juga kurangnya keberanian serta keterampilan peserta didik dalam mengungkapkan pendapatnya.

Guru juga kurang melakukan variasi dalam pembelajaran. Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan selama ini masih didominasi metode ceramah dan cenderung berpusat pada guru. Guru menjadi satu-satunya sumber informasi dimana guru lebih aktif dibandingkan peserta didik.

Cara untuk meningkatkan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran adalah dengan memilih model pembelajaran yang menarik dan sesuai. Pada materi ini, model pembelajaran yang tepat digunakan yaitu pembelajaran kooperatif.

Baca juga:  Asyiknya Belajar Matematika melalui Metode Team Quiz

Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang menempatkan peserta didik dalam kelompok-kelompok kecil yang anggotanya bersifat heterogen. Terdiri dari peserta didik dengan prestasi tinggi, sedang, dan rendah, perempuan dan laki-laki dengan latar belakang etnik yang berbeda. Tujuannya untuk saling membantu dan bekerja sama mempelajari materi pelajaran agar belajar semua anggota maksimal.

Metode yang penulis terapkan sesuai dengan kebutuhan tersebut adalah metode tutor sebaya. Menurut Susilowati (2009:3-28), tutor sebaya adalah seorang murid membantu belajar murid lainnya dengan tingkat kelas yang sama.

Sedangkan menurut Makarao (2009:127), tutor sebaya adalah metode pelatihan yang memfasilitasi peserta untuk mengajarkan suatu pengetahuan atau keterampilan tertentu kepada sesama peserta lainnya. Metode ini penulis terapkan pada pembelajaran geografi kelas XII IPS SMA Negeri 1 Mijen Demak, tahun 2022/2023 materi Kerja Sama Antar Negara.

Baca juga:  Pembelajaran Berdiferensiasi Solusi Menajamkan Potensi Siswa

Kompetensi dasar yang ingin dicapai adalah menganalisa karakteristik negara maju dan negara berkembang dalam konteks pasar bebas. Dari kompetensi tersebut, peserta didik harus memahami karakteristik negara maju dan negara berkembang. Kemudian memahami kerja sama yang terjalin diantara negara-negara tersebut sehingga terbentuk pasar bebas. Pada akhirnya peserta didik harus mampu menganalisis dampak yang terjadi akibat adanya kerja sama tersebut.

Alasan penulis memilih metode ini adalah karena pada materi ini peserta didik dituntut untuk aktif dalam menyampaikan pendapat dan mendiskusikan banyak hal ataupun permasalahan yang terdapat pada sebuah negara. Sehingga materi ini dapat dipelajari peserta didik secara mandiri.

Adapun langkah-langkah yang penulis lakukan yaitu sebagai berikut. Pertama, membagi kelompok yang terdiri dari lima sampai enam orang sebanyak sub materi yang yang ada. Lalu menunjuk peserta didik yang pandai untuk menjadi tutor sebaya.

Baca juga:  Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter Siswa melalui Kegiatan Pembiasaan di Sekolah

Kedua, setiap kelompok diberi tugas mempelajari sub materi masing-masing dibantu peserta didik yang pandai sebagai tutor sebaya. Ketiga, setiap kelompok mengerjakan latihan dan mempresentasikan di depan kelas.

Keempat, setelah semua kelompok menyelesaikan tugas, guru memberikan kesimpulan dan klarifikasi apabila ada pemahaman yang perlu diluruskan. Kelima, setiap kelompok merangkum sub materi yang sudah dipelajari.

Setelah kegiatan belajar dengan metode ini, dapat disimpulkan bahwa peserta didik sangat tertarik dan semangat dalam kegiatan pembelajaran. Mereka menjadi tidak canggung dalam menyampaikan pendapat dan bertanya karena yang menjadi tutor adalah temannya sendiri. Sehingga lebih mudah memahami materi. Namun demikian karena peserta didik diberi kesempatan untuk berdiskusi dengan teman sendiri maka perlu diberi batasan agar diskusi yang mereka lakukan harus benar-benar mengikuti kaidah diskusi yang benar. (*)