KOTA, Joglo Jogja – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta terus berupaya mengajak mayarakat untuk membudayakan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) agar terhidar dari penyakit tidak menular (PTM). Kepala Dinkes Kota Yogyakarta, Emma Rahmi Aryani mengungkapkan, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) 2018, angka prevalensi beberapa PTM di Provinsi DIY berada di atas rata-rata nasional.
“Di antaranya prevalensi diabetes melitus di DIY 4,5 persen, sementara angka nasional 2,4 persen. Untuk hipertensi di DIY 10,7 persen dan angka nasional 8,4 persen. Terkait kasus kanker di DIY 10,7 per mil dan nasional 8,4 per mil,” ungkapnya, belum lama ini.
Di Kota Yogyakarta, sebutnya, penderita diabetes melitus memiliki prevalensi tertinggi dibandingkan empat kabupaten di Provinsi DIY, yakni sebesar 4,9 persen. Pada 2022 ada sebanyak 28.420 orang mengalami penyakit ini. Sedangkan pada 2021 jumlahnya 26.720.
“Meski penyakit tidak menular, diabetes merupakan penyebab kematian tertinggi yang ada di dunia. Akibat diabetes, seseorang menjadi tidak produktif sehingga dapat menghilangkan pendapatan mereka,” jelasnya.
Mengingat akan bahayanya diabetes melitus, upaya promotif dan preventif pun terus dilakukan dinkes agar masyarakat dapat menjaga pola hidup sehat dan terhindar dari diabetes. Beberapa hal yang wajib dilakukan seperti rutin cek kesehatan, tidak merokok, asupan gizi seimbang, rajin aktivitas fisik, istirahat cukup, serta jauhkan diri dari stres.
“Terutama jika mempunyai riwayat atau keturunan diabetes, harus menjaga. Harus mulai mengendalikan pola makan serta pola hidupnya dengan diimbangi aktivitas fisik yang sesuai,” imbuhnya.
Selain itu, Emma juga mempersilakan masyarakat untuk melakukan skrining diabetes di fasilitas kesehatan milik Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta. Layanan ini salah satunya untuk membantu warga dalam melakukan kontrol penyakit diabetes agar cepat dideteksi dan tertangani dengan optimal. (riz/mg4)