TIDAK semua orang memiliki kesempatan untuk menimba ilmu di luar negeri. Namun, berkat ketekunan dan kegigihan dalam belajar, Hanifah Amalia Putri berhasil mendapatkan kesempatan emas itu.
Mahasiswi Fakultas Ekonomi Program Studi D4 Akutansi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) itu mengaku senang bisa menginjakkan kaki di Inggris. Hani -sapaan akrabnya- berkesempatan belajar selama satu semester di University of Nottingham, UK.
Ia berhasil mengikuti program beasiswa Indonesia International Student Mobility Awards (IISMA) untuk program vokasi. Dijelaskan, IISMA merupakan skema beasiswa Pemerintah Republik Indonesia untuk mendanai mahasiswa Indonesia dalam program mobilitas di universitas ternama di luar negeri.
Dalam program itu mahasiswa, sarjana, dan diploma dapat menghabiskan satu semester di universitas mitra di luar negeri untuk belajar, sehingga merasakan budaya di sana. Selain itu, para mahasiswa juga melakukan tugas praktik untuk meningkatkan keterampilan mereka.
Hani berangkat dari Indonesia pada 30 September 2022, dan menyelesaikan studinya selama 4 bulan, hingga 28 Januari 2023 lalu. Ia mengatakan, Inggris menjadi negara impiannya sejak kecil yang saat itu hanya bisa dilihat di layar televisi.
“Dari sini timbul keinginan saya untuk mendapatkan beasiswa kuliah di luar negeri. Pilihan pertama saya adalah University of Nottingham. Dan akhirnya panitia memutuskan untuk menempatkan saya di sana. Tak dinyana mimpi saya akhirnya menjadi kenyataan,” katanya.
Sejak duduk di bangku SMA, Hani sudah bercita-cita untuk kuliah di luar negeri karena percaya dengan berbagai manfaat mengenyam pendidikan dan pengalaman yang akan didapat. Oleh karena itu, mengikuti program tersebut menjadi langkah awal dan motivasi tersendiri baginya untuk mengasah soft skill dan hard skill. Di samping itu meningkatkan pengetahuan dan pengalaman, serta belajar beradaptasi dengan negara lain.
“Menurut saya, belajar dan tinggal di luar negeri adalah cara yang tepat untuk berkembang dan mengeluarkan versi terbaik dari diri saya dengan mengeksplorasi keterampilan dan minat saya di berbagai bidang. Selain itu tentunya pengalaman berharga ini sangat bermanfaat untuk menambah wawasan dan memperluas sudut pandang saya. Saya tidak hanya belajar tentang sistem pendidikan. Tetapi juga tentang cara hidup, persahabatan, dan banyak lagi,” terangnya.
Di sana, Hani mengaku sangat menikmati kehidupannya di kampus, baik akademik maupun non akademik. Dia terpesona oleh budaya dan kehidupan mahasiswa UK.
“Menyenangkan dan nyaman. Kampusnya mengesankan, dan fasilitasnya lengkap. Dosen di sini menyiapkan dan menjelaskan materi dengan totalitas,” tambahnya.
Proses belajar dilaluinya juga ditunjang dengan fasilitas dan teknologi mumpuni dan sistem yang terstruktur. Dosen juga selalu berusaha membuat mahasiswa nyaman dalam memahami materi yang disampaikan.
Namun, Hani mengaku sempat harus mengikuti proses adaptasi di Inggris dengan cukup berat. Ia kesulitan memahami logat British ketika dosen sedang menjelaskan perkuliahan. Namun, hal itu menjadi sebuah tantangan baginya. Dia harus belajar dua kali lebih keras.
Tidak hanya adaptasi bahasa, ia juga harus menyesuaikan diri dengan cuaca di Inggris. Pada bulan pertama, ia mengaku mengalami perubahan drastis. Dia tidak enak badan selama beberapa hari karena cuaca.
“Tapi lama-kelamaan saya jadi terbiasa. Kalau ada yang paling saya rindukan dari Indonesia tentu saja makanannya, karena orang lokal Inggris tidak makan nasi. Yang ternyata menarik orang-orang di sini antusias menyapa dan saling mengenal. Tapi ini tetaplah United Kingdom. Rakyatnya menjunjung tinggi prinsip liberalisme,” akunya.
Hal yang paling membuat Hani terkesan adalah ketika dia bisa belajar, bersosialisasi, dan bisa mengenalkan Indonesia kepada orang-orang di luar negeri. Ia juga merasa senang karena bisa berjalan-jalan ke tempat-tempat yang sebelumnya hanya bisa dilihat melalui internet atau televisi.
Dari pengalamannya itu, Hani mengajak semua mahasiwa untuk tidak berhenti berusaha jika ingin meraih cita-citanya. Terutama belajar di luar negeri.
“Untuk mencapai tujuan membutuhkan proses dan waktu dan hasilnya bukan sekarang, tapi pasti suatu saat nanti. Karena itu yang hanya bisa kita perjuangkan adalah jangan menyerah, terus tingkatkan ilmu dan kemampuan, raih prestasi, dan jangan ragu untuk berusaha,” pungkasnya. (bam/mg4)