Figur  

Si Bisu Kini Menjadi Penyiar Radio

Nurul Istikomah
Nurul Istikomah. (DOK PRIBADI/JOGLO JOGJA)

DUNIA siaran radio dan pengisi suara sudah digeluti Nurul Istikomah sejak berusia 15 tahun atau saat duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Ia memulainya dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Broadcasting yang ada di sekolah.

Namun siapa sangka ternyata jauh sebelum menjadi penyiar radio seperti sekarang, Nuristic panggilan penanya, mengaku, dulunya ia adalah seorang pribadi yang sangat pendiam dan takut apabila bertemu banyak orang. Tidak hanya itu, bahkan ia sempat dijuluki ‘Si Bisu” oleh orang disekitarnya karena dianggap terlalu diam atau jarang berbicara.

“Saya itu dulunya pendiam sekali. Bisa dibilang introvert bangetlah. Jangankan untuk berinteraksi dengan banyak orang, keluar rumah saja enggan. Terus kalo lagi kumpul sama temen-temen atau sanak keluarga saya biasa menjadi yang paling diam dan jarang bicara, itulah sebabnya dulu dijuluki “Si Bisu’,” ungkapnya, Senin (4/9/23).

Dara kelahiran 2002 ini menambahkan, dari sebutan Si bisu itulah yang membuat Nuris termotivasi untuk mengubah diri menjadi lebih baik. Karena dengan karakter yang demikian seringkali membuatnya diremehkan, dikucilkan, dan tak jarang Nuris mendapat perlakuan yang tidak mengenakkan hati.

Ia mengawali menjadi penyiar dengan mengikuti kegiatan broadcasting di SMA yang fokusnya adalah siaran radio. Dari situlah Nuris mulai belajar seni berbicara dan cara berkomunikasi agar disenangi banyak orang.

Sejak itu Nuris mulai dikenal sebagi penyiar radio. Tak hanya itu, ia pun sering diminta untuk menjadi MC/pembawa acara di berbagai kegiatan sekolah tempat ia belajar. Tak jarang pula Nuris ditunjuk untuk mewakili sekolahnya mengikuti berbagai kompetisi terkait public speaking seperti pidato, baca puisi, penyuluhan, geguritan, dan lain sebagainya.

Untuk memulai menjadi seorang pembicara yang didengar suaranya dan tampil dihadapan banyak orang, tentunya Nuris banyak menghadapi tantangan. Ia harus melawan ketakutannya selama ini, ketika berinteraksi dengan orang banyak dan meyakinkan diri bahwa setiap proses yang dilewati akan menumbuhkan hasil yang dinanti.

“Rasanya dulu berat banget untuk memulai banyak bicara, karena kan biasanya jarang ngomong ya. Apalagi untuk tampil di depan orang banyak rasanya grogi banget sampe keringet dingin. Tapi coba yakin aja kalo proses tidak akan mengkhianati hasil,” jelas Nuris.

Kini ia bekerja sebagai penyiar radio di salah satu stasiun radio yang berada di  Kabupaten Kendal, LPPL Radio Swara Kendal FM. Selain siaran radio, Nuris juga berstatus sebagai Mahasiswa Aktif prodi Ilmu Komunikasi di Universitas Selamat Sri Kendal.

Selain siaran radio Nuris juga menjadi MC/pembawa acara di berbagai kegiatan/event, ia juga seringkali mengisi suara iklan baik itu komersil maupun non komersil, aktif membuat konten di beberapa kanal media sosial miliknya, dan ia juga menjadi salah satu jurnalis media online di portal Liputan Kendal Terkini.

Nuris mengungkapkan banhwa semenjak menjadi penyiar radio ia banyak menemukan hal baru serta pengalaman mengesankan yang membuatnya lebih mudah mendapat banyak kesempatan,

”Siaran radio itu bukan hanya sekedar pekerjaan, namun lebih dari itu memulai sebagai penyiar radio dapat mengantarkan saya ke banyak kesempatan. Seperti bertemu dengan beragam insan, dan menjadi pribadi pembelajar yang terus ingin memperbaiki diri. Berawal dari pekerjaan sederhana yang dapat mengantarkan dalam menembus banyak lini kehidupan,” pungkasnya. (riz/all)