Fungsikan Perpustakaan Kecamatan untuk Kegiatan Kepo Cah!

AKTIVITAS: Bunda Literasi Semarang Selatan Oyik Setyaningtyas bersama Camat Semarang Selatan Ronny Tjahjo Nugroho saat mendampingi sejumlah anak dari Forum Anak di Kantor Kecamatan Semarang Selatan, beberapa pekan yang lalu. (DOK. PRIBADI/JOGLO JATENG)

SEMARANG, Joglo Jateng – Ketua Tim Penggerak PKK sekaligus Bunda Literasi Semarang Selatan, Oyik Setyaningtyas menyadari pentingnya literasi baca pada anak di wilayahnya. Ia bersama bunda literasi lainnya memfungsikan bangunan perpustakan baru untuk melakukan kegiatan bernama ‘Pojok Baca Hebat: Kepo Cah! di Kantor Kecamatan Semarang Selatan.

Kepo Cah! merupakan kegiatan untuk melakukan pendekatan buku pada masyarakat, khususnya generasi Z dengan cara membuka konter pojok baca pada coffee shop dan perpustakaan masyarakat. Selain itu juga di perpustakaan kelurahan dan OPD, serta layanan publik pemkot yang memiliki ruang tunggu.

Lebih lanjut, setelah ditugaskan sebagai Bunda Literasi Kecamatan Semarang Selatan pada Mei 2023 lalu pihaknya lebih intensif berkegiatan dalam upaya memajukan literasi. Yakni dengan menciptakan inovasi bersama dengan Bunda Literasi Kelurahan se-Kecamatan Semarang Selatan lainnya. Sehingga, pihaknya mengadakan kerjasama atau meminta bantuan kepada Dinas Arpus Kota Semarang melalui Kepo Cah! terkait dengan bantuan pengadaan buku maupun majalah.

“Yang akhirnya kami mendapat bantuan sebanyak 200 judul buku untuk mengisi perpustakaan yang ada di kecamatan Semarang Selatan,” ungkapnya, Selasa (5/9/23).

Dirinya berharap, dengan adanya bantuan buku tersebut, anak- anak muda, terutama Generasi Z dapat lebih suka membaca buku. Baik dilakukan di lingkup dalam rumah maupun di Kantor Kecamatan Semarang.

Terpisah, Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Semarang, Endang Sarwiningsih menjelaskan saat ini literasi anak-anak generasi Z melalui media sosial  cukup tinggi. Hal itu lantaran, anak Gen Z lebih suka membaca secara instan, atau yang lebih ringkas dalam menerima informasi. Endang berharap, dengan adanya literasi anak-anak muda, mereka terus berinovasi dan berkreasi sehingga mampu meningkatkan aksesibilitas perpustakaan.

“Sekarang kan perpustakaan itu tidak hanya sebagai tempat baca tulis tapi juga bisa berkreasi dari para komunitas muda yang beramai-ramai untuk bisa beraktivitas dan memanfaatkan sarana prasarananya,” harapnya. (cr7/mg4)