Jalankan Program Literasi Berkelanjutan, Tim Sustainable Literacy Menang Lomba Thrive Together

BANGGA: Riyan Eko Prasetyo bersama tim saat menerima hadiah saat menjuarai Proyek Thrive Together yang diselenggarakan oleh AYO, belum lama ini. (UFAN FAUDHIL/JOGLO JATENG)

MEMBAWA program Literasi Bekelanjutan, Tim Sustainable Literacy yang terdiri dari Riyan Eko Prasetiyo,  Septi Devi Ariyani, Syifa, dan Zahron dalam kelompok 9 dengan mentor Sinn Shwe Yee Thant dari Myanmar berhasil menjuarai lomba Proyek Thrive Together atau proyek tumbuh bersama. Lomba setingkat internasional ini diadakan oleh ASEAN Youth Organization (AYO) di Kabupaten Pemalang. Lomba ini bertujuan menggerakkan para pemuda agar ikut berkontribusi dalam mewujudkan program pemerintah untuk kesejahteraan masyarakat.

Dalam sesi wawancara, Riyan Eko Prasetiyo sebagai ketua tim mengatakan, pelaksanaan Proyek Thrive Together ini berfokus pada pembangunan pemuda yang didukung oleh Pemerintah Pemalang. Organisasi Pemuda ASEAN  bersama 12 pemuda dari 10 negara ASEAN bersama-sama mengembangkan dan melaksanakan program pelatihan ini. Kemitraan ini memberikan kesempatan bagi pemuda di Pemalang untuk mengakses pengetahuan dan keahlian pemuda ASEAN. Seperti mendorong pertukaran budaya, meningkatkan kesadaran mengenai isu-isu pemuda dan pendidikan di Pemalang, dan membangun jaringan yang kuat di tingkat Asia Tenggara.

“Pada pelaksanaannya Proyek Tumbuh Bersama telah melaksanakan empat program pelatihan  berbeda di Pemalang, mulai dari literasi digital dan berpikir kritis, jurnalisme sosial, manajemen organisasi dan keberlanjutan, dan manajemen program. 50 juara lokal terpilih yang dibagi menjadi 10 grup akan menampilkan programnya. Dengan bantuan 12 relawan muda, akan dipantau dan dievaluasi secara cermat untuk memastikan dampak positif dan jangka panjang terhadap generasi muda dan komunitas lokal. Salah satunya program Literasi Berkelanjutan yang kami bawa,” tuturnya.

Menurut Eko, program ini memberikan pemahaman melalui aksi nyata mengenai literasi berkelanjutan yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui transformasi perpustakaan, literasi berkelanjutan dapat menjadi tonggak dalam kehidupan setiap manusia, untuk hidup berliterasi.

”Sustainable literacy merupakan langkah kami, dalam mengedukasi masyarakat Pemalang, baik kaum muda maupun kaum tua, untuk peka dan melek literasi” paparnya.

Terdapat beberapa kegiatan yang menjadi rangkaian pada program, dengan sasaran lebih dari 500 pemuda, yang berfokus pengembangan literasi pada lembaga pendidikan dan lembaga desa di Kabupaten Pemalang. Kegiatan yang menjadi konsentrasi pada progam literasi berkelanjutan adalah lomba literasi bertajuk kemerdekaan, sosialisasi dan pelatihan literasi berkelanjutan di SMAN 2 Pemalang, perpustakaan keliling, transformasi perpustakaan sekolah, dan sosialisasi literasi digital di Desa Kuta, Kecamatan Randudongkal.

“Saya berharap dari program ini adalah dapat meningkatkan kualitas literasi masyarakat Pemalang, yang berfokus pada literasi berkelanjutan yang menyeluruh. Melalui program dan kegiatan literasi berkelanjutan, akademisi yang berada di sekolah dapat menerapkan dan mengaplikasikan langsung dari hasil program yang telah dilakukan dan bagi desa, dapat membangun desa untuk akrab dengan literasi,” imbuhnya. (fan/gih)