Langkah Kongrit KKN-T Alma Ata Cegah Stunting dan Tingkatkan Valuasi UMKM

Mahasiswa KKN-T Universitas Alma Ata (UAA) Yogyakarta di Desa Progowati
DAMPINGI: Mahasiswa KKN-T UAA Yogyakarta tengah berfoto bersama di salah satu kegiatan di Desa Progowati, Kecamatan Mungkid, Magelang, Jumat (1/9) lalu. (HUMAS/JOGLO JOGJA)

BANTUL, Joglo Jogja – Mahasiswa KKN-T Universitas Alma Ata (UAA) Yogyakarta di Desa Progowati, telah menjalankan beberapa proker. Salah satunya berusaha semaksimal mungkin menurunkan angka stunting di desa tersebut.

Adapun cara awal yang diambil, dari segi edukasi penurunan stunting, dengan mensosialisasikan bagaimana pencegahan pernikahan usia dini dan pentingnya gizi, khusunya bagi para remaja putri.

Dengan cara seperti pencegahan pernikahan usia dini, berkomunikasi baik dengan orang tua, mencari pengalaman kerja, menyibukkan diri dengan kegiatan positif, fokus pendidikan atau mengejar cita-cita. Kemudian, menyarankan mengkonsusmsi makanan bergizi dan berimbang bagi remaja putri, sehingga status gizi normal, serta tidak dianjurkan mengkonsumsi junk food atau makanan cepat saji.

Tim KKN-T UAA Yogyakarta Deden Hardan Gutama mengatakan, sedangkan dari sektor ekonomi sangat mempengarui angka stunting lantaran nutrisi yang diberikan balita harus tercukupi. Melalui proker digitalisasi UMKM, para mahasiswa ini melakukan panduan, seminar, dan pendampingan full satu bulan berjualan online di Facebook FJB, Marketplace dan shoope.

“Tujuannya untuk memperluas pasar penjualan produk UMKM agar tersebar luas di Kabupaten Magelang, bahkan secara nasional. Kami juga melakukan inovasi di Desa Progowati yang kemudian menjadi potensi SDM yang dapat dimanfaatkan,” ucapnya.

Inovasi tersebut, seperti puding berbahan dasar daun kelor untuk memperlancar ASI ibu menyusui. Untuk mengedukasi ibu kader, hamil dan menyusui terkait manfaat daun kelor. Serta menciptakan inovasi produk bergizi, menarik atau memberikan alternatif makanan sehat bagi yang mengalami masalah pada ASI tanpa menggunakan obat-obatan.

“Produk ini dapat membantu memberdayakan masyarakat setempat. Dengan pelatihan yang sudah diajarkan seperti teknik pembuatan, proses pengolahan, dan standar kualitas yang harus dipenuhi. Kemudian dijadikan inovasi produk menjadi puding yang digunakan sebagai makanan alternatif bagi ibu yang mengalami masalah pada produksi ASI,” tuturnya.

Selain memberikan manfaat kesehatan terhadap produksi ASI, inovasi ini juga dapat membantu membuka peluang baru bagi industri makanan. Dalam menghadirkan produk yang berfokus pada kesehatan dan kesejahteraan ibu menyusui.

“Masyarakat sangat antusias dengan kegiatan bertajuk Inovasi Produk Puding Berbahan Dasar Daun Kelor Untuk Memperlancar ASI Pada Ibu Menyusui. Sehingga mereka dapat meneruskan inovasi produk dari bahan pangan lokal untuk dijadikan PMT di posyandu atau dikonsumsi individu,” ujarnya.

Pihaknya juga mengadakan bimbel gratis di luar sekolah untuk memberikan wawasan kepada peserta didik, terkait materi pembelajaran yang sudah dipelajari di sekolah. Kemudian, juga melakukan kegiatan Taman Pendidikan Al-Qur’an bersama anak-anak Desa Progowati setiap Rabu, Sabtu, Ahad pukul 16.00-17.00.

“Dari beberapa proker yang telah dikerjakan, kami dari tim KKN-T melakukan pembukuan sederhana untuk UMKM Kelurahan Progowati, Kecamatan Mungkid. Tujuannya untuk membantu mengetahui posisi keuangan yang tepat dan meningkatkan transparansi pengelolaan keuangan bisnis, meningkatkan pendapatan, atau mengalokasikan sumber daya dengan lebih efisien,” terangnya.

Sedangkan, selama pendampingan secara door to door kepada UMKM, tim pendamping membantu pelaku usaha dalam membuat laporan keuangan sederhana yang sesuai dengan kebutuhan. Dengan memastikan cakupan informasi penting, seperti neraca, laporan laba rugi, dan arus kas.

Tim pendamping juga mengajarkan cara membaca dan menggunakan informasi dalam laporan keuangan untuk pengambilan keputusan bisnis lebih baik. Lalu mendampingi secara langsung saat mereka menerapkan pembukuan. Dengan fokus pada pencatatan transaksi yang benar dan memastikan sistem pembukuan sesuai pada saat pelatihan.

“Pelaku UMKM sangat semangat dan antusias dalam menjalankan pelatihan yang kami adakan. Selain itu, program kami juga dapat membantu mereka yang terlibat dalam pendampingan akan lebih memahami konsep dasar keuangan,” pungkasnya.(sam)