JEPARA, Joglo Jateng – Listrik bagi wilayah Kabupaten Jepara, dinilai memberikan multiplier effect (banyak dampak positif). Yaitu tunjang keberlangsungan ekonomi di tingkat industri besar maupun Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
Hal itu, disampaikan Penjabat (Pj) Bupati Jepara, Edy Supriyanta yang diwakili oleh Pelaksana Tugas (Plt) Staf Ahli Bidang Staf Ahli Bidang Pembangunan, Kemasyarakatan dan SDM, Hasanudin Hermawan. Penyampaiannya, juga berbarengan dengan kegiatan Multi Stakeholder Forum (MSF), Rabu (6/9/23). Tujuannya, mengevaluasi berbagai hasil kegiatan yang sudah dilakukan, PT PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Kudus.
“Saya berharap agar PLN UP3 Kudus di ULP Jepara dan Bangsri, semakin meningkatkan kualitas jaringan untuk kecukupan suplai energi listrik interkoneksi Jawa-Bali,” papar Hermawan kepada Joglo Jateng.
Multiplier effect tersebut, ditunjukkan atas Jepara sebagai daerah industri. Jepara butuh pasokan listrik yang stabil dan seminimal mungkin berkedip. Hal ini sangat dibutuhkan pelaku usaha untuk kepastian produksi.
Apabila PLN terus mendukung pertumbuhan ekonomi, dan berangsur semakin besar. Kata dia, Industri skala besar maupun UMKM, secara bersama-sama, memberi sumbangan besar terhadap serapan tenaga kerja.
Sumbangan ini, dibuktikan dengan angka kemiskinan dan tingkat pengangguran di Jepara. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) Jepara yang turun dari 4,23 persen pada 2021 menjadi 4,1 persen di 2022. Jauh lebih rendah dari rata-rata Jawa Tengah sebesar 5,57 persen dan nasional 5,86 persen.
Sedangkan angka kemiskinan, turun dari 7,44 persen di 2021, menjadi 6,88 persen pada 2022. Angka kemiskinan ini berada di posisi terendah ketiga Jawa Tengah. Setelah Kota Semarang dan Salatiga. Dan juga paling baik di antara lima Kabupaten sekitar Muria, yakni Blora, Rembang, Pati, Kudus, dan Demak.
Sementara itu, Manajer PLN UP3 Kudus Firman Sadikin mengatakan, pihaknya telah melayani lima kabupaten, mulai Kudus, Jepara, Pati, Rembang dan Blora. Kemudian, total konsumen listrik saat ini mencapai 1.608.279 pelanggan.
“Di Jepara sendiri, terdapat 357.284 pelanggan dengan rasio elektrifikasi sebanyak 100 persen. Pendapatan Penjualan Tenaga Listrik di wilayah Kabupaten Jepara rata-rata setiap bulannya sebesar Rp75,55 miliar dari penjualan sebesar kWh 77.384 GWH,” ujar Firman.
Kemudian, pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan terus dilakukan untuk memenuhi permintaan yang semakin besar. Terutama di sektor industri, pariwisata, pengembang perumahan, pertanian, perikanan dan lainnya.
“Akselerasi pembangunan dan infrastruktur terus digencarkan, ini komitmen kami. Toh, beberapa sektor di Jepara termasuk katalisator pertumbuhan ekonomi khususnya di Kabupaten Jepara,” pungkasnya. (cr2/fat)