Upaya Meningkatkan Kemampuan Listening melalui Media Internet

Oleh: Erma Dian Rusanti, S.Pd
Guru SMP N 3 Petarukan, Kab. Pemalang

MENURUT Tarigan (2008:31), listening adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, dan menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran. Lebih jauh, Burely menyatakan bahwa lebih dari 40% komunikasi kita sehari-hari difokuskan pada listening, 35% untuk speaking, 16% untuk reading, dan hanya 9% untuk writing.

Nunan (1997) menekankan bahwa 50% waktu yang digunakan oleh siswa dalam belajar bahasa asing dihabiskan untuk listening. Aj Hoge dalam videonya mengungkapkan bahwa dengan listening, pembelajar grammar dan vocabulary bisa lebih mudah serta cepat memahami.

Meskipun listening menjadi keterampilan yang terabaikan baik dari sisi penelitian dan bagaimana listening diperkenalkan pada siswa, sekarang listening telah mendapat lebih banyak perhatian. Begitu banyak situs-situs di internet yang menawarkan materi pembelajaran bahasa Inggris, khususnya listening.

Teeler (2000) menyatakan bahwa internet memiliki kelebihan sebagai sumber bahan pengajaran. 1) Ruang lingkup Internet memiliki cakupan yang sangat luas. 2) Topikalitas materi yang ditawarkan senantiasa diupdate. 3) Materi disajikan sesuai dengan tingkat kesulitan dan pembelajar dapat menyesuian sesuai dengan kemampuan mereka.

Sejalan dengan Teleer, Warschauer menaruh perhatian yang besar terhadap pemanfaatan internet bagi pengajaran bahasa Inggris. Dia menyatakan bahwa terdapat lima alasan menggunakan internet untuk pengajaran bahasa Inggris.

Alasan tersebut adalah sebagai berikut. 1) Internet merupakan suatu metode pembelajaran bahasa yang sangat murah dan menyediakan berbagai macam materi autentik dengan berbagai macam topik dan memberikan kesempatan komunikasi yang autentik.

2) Dengan menggabungkan bahasa Inggris dan teknologi, siswa akan menguasai keterampilan yang mereka butuhkan untuk keberhasilan akademik mereka. 3) Internet memberikan kesempatan bagi siswa untuk berinteraksi selama 24 jam sehari dengan penutur asli dan juga bukan penutur asli di seluruh dunia.

4) Internet mampu memberikan elemen vitalitas bagi pengajaran dan memotivasi siswa berkomunikasi terkait dengan kebutuhan nyata mereka. 5) memungkinkan siswa menjadi pembelajar mandiri seumur hidup, yang sanggup mencari segala sesuatu yang mereka butuhkan (2000:7).

Pembelajar dapat diarahkan untuk memanfaatkan internet untuk mengasah kemampuan listening mereka. Salah satu manfaat internet yang dikemukakan oleh Warschauer (2000) adalah autentik.

Ibtesam menyatakan bahwa penggunaan materi Listening yang autentik akan memberi kesempatan siswa atau pembelajar untuk memiliki pengalaman dengan latihan yang mereka alami. Mereka menjadi terbiasa mendengarkan bahasa seperti yang dituturkan oleh penutur asli dalam situasi   sehari-hari.

Selain menyediakan materi autentik, internet juga menyediakan materi non autentik. Dengan demikian siswa atau guru dapat memadukan keduanya. Harmer (1998:98) menyatakan bahwa permasalahan yang utama adalah bukan pada materi yang autentik atau non autentik. Tapi yang terpenting adalah siswa dihadapkan pada pengalaman mendengarkan suara penutur asli Bahasa Inggris. Selain itu juga mereka dapat menyesuaikan dengan tingkat kesulitan dan jenis tugas yang sesuai.

Alternatif lainnnya adalah dengan mengunduh materi yang dibutuhkan dan kemudian memodifikasinya dengan melengkapinya dengan pertanyaan yang sesuai dengan aspek yang akan diungkap sesuai dengan silabus. Dengan demikian, walaupun materi dari internet memiliki potensi yang besar untuk mendorong siswa belajar mandiri, peran guru sebagai pendamping masih sangat diperlukan.

Guru diharapkan mampu mengarahkan siswa dalam memilih materi yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Selain itu guru juga harus dapat menyeleksi dan memodifikasi materi. Karena kadang tidak semua materi dapat langsung semua diterapkan di kelas. (*)