TAK hanya terkenal dengan berbagai jenis produksi rokoknya, Kabupaten Kudus juga terkenal akan produksi bordir tradisionalnya. Salah satu tempat bordir yang hingga kini masih menjalankan pembuatan berbagai macam jenis bordir adalah Dahlia Bordir.
Owner Dahlia Bordir, Sa’adah menyampaikan bahwa bordir miliknya hingga kini masih dibuat dengan cara tradisional. Menurutnya, bordir yang dibuat secara manual lebih menghasilkan produk yang cukup baik.
“Bordir kami masih manual untuk pembuatannya. Itu yang menjadi keunggulan dari produk-produk yang kami hasilkan,” tuturnya, Minggu (10/9/23).
Ia mengungkapkan, metode pemasaran produk-produk yang dihasilkan juga masih menerapkan sistem offline. Menurutnya, pemasaran untuk produk bordir melalui sistem online akan cukup mengalami kesulitan.
“Proses pembuatan produk kita relatif cukup lama. Jadi kita hanya menunggu pesanan dari para tamu yang minat dengan produk dari kami. Kalau online sepertinya agak sulit. Soalnya kalau online kan banyak permintaan untuk warna-warna nya,” tuturnya.
Produk bordir yang dihasilkan Dahlia Bordir cukup menarik minat pembeli yang hadir dari berbagai macam kalangan. Salah satunya adalah orang nomor satu di DPR RI, Puan Maharani.
Oleh karena itu, Sa’adah meminta kepada pemerintah untuk terus memberikan perhatian lebih terhadap sektor UMKM di Kudus ini. Menurutnya, salah satu bentuk keseriusan pemerintah dalam lini UMKM salah satunya dengan terus mengadakan event atau pameran.
Sementara, harga produk bordir Sa’adah dibanderol bervariatif. Besar kecilnya tarif tergantung pada jenis kain dan motif yang dipilih pemesan.
“Harganya berbeda-beda. Ada yang relatif murah ada yang mahal. Kalau yang mahal mencapai harga Rp 4.000.000,” ucapnya. (cr3/gih)