Pati  

Petani Menangis Harga Bawang Merah Merosot

TERDAMPAK: Petani asal Desa Ngurenrejo, Karyanto sedang menunjukkan bawang merah yang ia tanam, belum lama ini. (LUTHFI MAJID/JOGLO JATENG)

PATI, Joglo Jateng – Harga bawang merah di pasaran mengalami penurunan yang cukup drastis. Penurunan harga komoditas ini membuat petani di Kabupaten Pati menangis.

Seperti yang dirasakan oleh petani bawang merah asal Desa Ngurenrejo, Kecamatan Wedarijaksa, Pati, Karyanto (50) ini. Ia menyebut harga bawang merah di tingkat petani hanya sebesar Rp 10 ribu.

“Kondisi bawang merah saat ini kurang bagus bagi petani. Karena harga dari petani hanya Rp 10 ribu hingga Rp 11 ribu. Harusnya harganya Rp 20 ribu,” ujar dia, belum lama ini.

Karyanto menilai, biaya produksi yang ia keluarkan tak sebanding dengan harga jualnya. Dirinya merugi dengan adanya penurunan harga ini.

“Biasanya dapat 1,2 ton untuk luas lahan 1 kotak (1.200 meter). Kalau biaya yang dikeluarkan, beli bibit Rp 30 juta, dapat 5 kwintal. Itu mendapatkan uang Rp 50 juta. Belum lagi biaya operasionalnya. Itu waktu di harga Rp 13 ribu. Sekarang harganya hanya Rp 10 ribu,” ucapnya.

Ia minta kepada pihak terkait untuk memikirkan nasib petani bawang merah. Diharapkan harga komoditas ini bisa kembali normal seperti semula. “Mudah-mudahan di tahun yang akan datang di perbaiki supaya petani semangat lagi,” harap dia.

Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Ngurenrejo Kasnawi mengungkapkan bahwa di desanya ada seluas 300 hektar lahan yang ditanami bawang merah. Sehingga penurunan harga komoditas ini berdampak terhadap ekonomi warganya.

“Harga di pasaran Rp 10 ribu sampai Rp 11 ribu. Artinya dengan harga segitu, petani maupun pengepul rata-rata merugi,” ungkapnya.

Pihaknya mengungkapkan bahwa penurunan bawang merah ini jauh dari harga semestinya. Yakni yang diatur dalam Permendag Nomor 96 tahun 2018 bahwa biaya produksi petani sebesar Rp 18 ribu.

“Mudah-mudahan pemerintah bisa mengusahakan agar petani jual murah, dengan biaya operasionalnya yang murah, tapi petani untung,  konsumen juga senang. Menurut Permendag paling tidak harga normalnya 18 ribu,” ujar dia.

Penurunan harga bawang merah di tingkat petani ini disebutnya sudah berlangsung sejak beberapa terakhir. Sehingga kondisi ini sangat berdampak terhadap petani maupun pengepul.

“Harga mulai turun Juli, Agustus parah. Juli itu harga Rp 16 ribu terus turun sampai sekarang. Berarti sudah 2 bulan lebih,” tandasnya. (lut/fat)