BANTUL, Joglo Jogja – Dalam mengatasi angka stunting di wilayah Kabupaten Bantul, UPTD Puskesmas Pleret terlibat aktif dengan meluncurkan program aksi gizi. Dengan tujuan untuk pencegahan, khususnya pada remaja yang bebas dari anemia.
Wakil Bupati Bantul, Joko Budi Purnomo menyebutkan, semua puskesmas di Bantul diharapkan untuk aktif berkontribusi. Dalam usaha menurunkan angka stunting sebagai bagian dari strategi penanggulangan masalah.
“Tingkat stunting paling tinggi terjadi di Kapanewon Imogiri, dengan jumlah kasus mencapai 453 orang. Oleh karena itu, puskesmas wajib mengupayakan penurunan stunting,” ungkapnya.
Pihaknya menambahkan, prevelensi stunting di Kabupaten Bantul sempat mengalami penurunan pada 2022 di angka 14,9 persen dari sebelumnya di 2021 sebesar 19,1 persen. “Tetapi pada 2023 mengalami peningkatan sedikit. Sehingga harapannya, penurunan tetap stabil, agar tidak ada kasus lagi, serta akan mengupayakan penekanan stunting,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Pleret, Santoso Hardoyo menyampaikan, pentingnya menangani stunting, lantaran dampak seriusnya terhadap perkembangan sumber daya manusia negara. Serta, juga dapat memengaruhi dinamika kehidupan yang ada dalam masyarakat.
“Selain itu, juga mengakibatkan penurunan kualitas sumber daya manusia, masalah pendidikan, dan dampak ekonomi yang kurang produktif. Serta beban kesehatan yang meningkat,” ujarnya.
Oleh karena itu, fokus utama pihaknya bersama Pemkab Bantul adalah melakukan pencegahan sejak remaja. Terutama pada remaja perempuan yang dianggap kunci dalam mengatasi masalah ini di Bantul.
“Remaja perempuan yang mengalami kekurangan gizi akan berisiko tinggi mengalami anemia atau kekurangan sel darah merah. Sehingga, dapat berdampak pada kelahiran anak-anak dengan stunting,” tuturnya.
Menurutnya, langkah-langkah pencegahan yang telah diterapkan melibatkan edukasi tentang stunting dan cara menghindarinya, skrining anemia dan pemeriksaan kadar hemoglobin (Hb). Sekaligus, pemberian tablet tambahan darah kepada remaja perempuan yang bersekolah di SMP/MTS dan MA.
“Sehingga, dengan diberlakukannya pemberian edukasi ini akan dapat mengatasi permasalahan stunting di Kabupaten Bantul untuk kedepannya,” pungkasnya.(cr11/sam)