SLEMAN, Joglo Jogja – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman terus menggulirkan perhelatan lomba tanam timun baby di Bumi Sembada. Berlangsungnya perlombaan itu tak hanya mendorong Kelompok Wanita Tani (KWT) untuk produktif melakukan budi daya. Namun juga sukses menghasilkan omzet ratusan juta rupiah.
Kepala DP3 Sleman, Suparmono mengatakan, lomba tanam timun digelar untuk mengerakkan wanita tani di Sleman. Khususnya untuk mengenalkan agribisnis dengan memanfaatkan lahan pertanian di lingkungannya.
“Dengan begitu wanita tani bisa menjadi penggerak produksi komoditas pertanian dan memperoleh keuntungan,” terangnya, belum lama ini.
Lebih lanjut, kata dia, adanya perlombaan itu bukan semata-mata untuk meningkatkan produksi. Namun KWT didorong mampu memproduksi timun baby sesuai kebutuhan pasar. Baik dari segi kuantitas maupun kualitas.
Pram menambahkan, salah satu dampak positif dari lomba tanam timun itu, bisa dilihat dari pendapatan yang diperoleh KWT. Hingga saat ini pendapatan KWT dari lomba ini mencapai Rp 115,8 juta.
“Omzet tersebut dihasilkan dari penjualan timun yang dibanderol dengan harga antara Rp 4.250 sampai Rp 5000 per kilogram,” bebernya.
Dijelaskan, lomba tanam timun baby Bupati Cup diikuti 51 KWT dari 17 Kapanewon di Kabupaten Sleman. Total luas lahan yang berpartisipasi dalam kegiatan ini mencapai 17.126 meter persegi.
Para KWT harus berkompetisi untuk menghasilkan tanaman timun baby yang sehat, berproduktivitas tinggi, serta memenuhi standar mutu yang baik. Penilaian dilakukan oleh tim juri yang terdiri dari unsur petugas lingkup DP3 Sleman serta praktisi ahli budidaya timun baby.
“Ada beberapa kriteria penilaian yang terdiri dari penilaian budidaya. Seperti jarak tanam, tinggi tanaman, dan lebar daun. Serta penilaian produksi tanaman timun baby panen ke 1 sampai 20 yang disetorkan ke titik kumpul lelang sayuran Kabupaten Sleman,” paparnya.
Pram melaporkan, sampai saat ini produksi timun baby di lahan lomba telah mencapai 32.805 kg. Dengan kualifikasi grade A mencapai 95%, grade B 3%, dan kualifikasi lainnya hanya 2 %.
Sementara itu, Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo yang turut meninjau langsung lahan budi daya milik KWT Srikandi Mandiri Gejayan, Kapanewon Depok mengungkapkan, sektor pertanian bukan saja memberikan andil terhadap ketahanan pangan. Tetapi juga berkontribusi terhadap perkembangan ekonomi.
Melihat potensi tersebut, ia mengajak petani agar jeli dalam melihat peluang. Menurutnya, dengan memanfaatkan teknologi, petani juga bisa memperluas pasar serta meraih keuntungan yang lebih tinggi.
“Dengan memanfaatkan teknologi dan mengembangkan skill. Saya harap ibu-ibu KWT dapat meraih pasar yang lebih luas dan pendapatan yang lebih banyak,” demikian kata dia. (bam/mg4)