PATI, Joglo Jateng – Berdasarkan data terbaru dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati, ada sebanyak 37.114 jiwa dari 7.949 kartu keluarga (KK) terdampak kekeringan. Puluhan ribu jiwa tersebut berada di 61 desa di 9 Kecamatan.
11 Desa di Kecamatan Jaken, meliputi Desa Ronggo, Sidomukti, Mojoluhur, Boto, Kebunturi, Sidoluhur, Mojolampir, Mantingan, Lundo, Trikoyo, Arummanis di Kecamatan Jaken. 13 desa di Kecamatan Jakenan, meliputi Desa Sendangsoko, Tambahmulyo, Jatisari, Plosojenar, Tondokerto, Kedungmulyo, Sonorejo, Kalimulyo, Mantingan Tengah, Tlogorejo, Dukuhmulyo, Bungasrejo, Sumber Agung.
11 desa di Kecamatan Pucakwangi meliputi Desa Karang Wotan, Triguno, Kletek, Tanjungsekar, Sitimulyo, Jetak, Treteg, Plosorejo, Karangrejo, Mencon, Lumbungmas. 9 desa di Kecamatan Winong meliputi Desa Bringinwareng, Degan, Sumbermulyo, Sarimulyo, Winong, Guyangan, Tawangrejo, Kebowan, Mintorahayu.
4 desa di Kecamatan Gabus meliputi Desa Gebang, Gempolsari, Pantirejo, Gabus. 6 desa di Kecamatan Kayen meliputi Desa Pasuruan, Jimbaran, Pesagi, Sundoluhur, Boloagung, Sumbersari.
Kemudian 2 di Kecamatan Sukolilo meliputi Cengkalsewu dan Kasiyan. 5 desa di Kecamatan Tambakromo meliputi Desa Angkatan Lor, Tambahagung, Tambakromo, Sinomwidodo, Maitan dan Desa Dororojo di Kecamatan Tayu.
Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Pati Martinus Budi Prasetya mengungkapkan bahwa 61 ini merupakan wilayah yang masuk dalam kajian resiko bencana. Dari 194 desa yang diprediksi mengalami kekeringan.
Pihaknya menyebut kekeringan yang terjadi di Bumi Mina Tani ini masih berpotensi meluas lagi kedepannya. Mengingat, musim kemarau diperkirakan berlangsung hingga beberapa bulan mendatang.
“Kemarau tahun ini lebih panjang. Oktober diperkirakan belum turun hujan. Diprediksi November Minggu pertama baru turun hujan. Ini yang dimaksud kemarau panjang,” terangnya, belum lama ini.
Sejauh ini, BPBD Pati telah menyuplai kebutuhan air ke sejumlah wilayah yang terdampak kekeringan. Meksipun begitu, pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk bisa menghemat air bersih.
“Hampir semua desa yang mengajukan. Sekarang kita fokus ke desa yang baru terdampak. Tapi Ini harus kita waspadai dan mengajak masyarakat berhemat air karena bulan November diperkirakan baru hujan. Ini yang menjadi perhatian dari semua pihak, pemerintah daerah maupun CSR untuk penanganan kekeringan ini,” tandasnya. (lut/fat)