KOTA, Joglo Jogja – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta tengah gencar melakukan sosialisasi Mobile Screening Penjaringan Kesehatan (Mobscreen Penjarkes) kepada siswa SD, SMP hingga SMA di Kota Yogyakarta. Hal ini dilakukan untuk memantau tumbuh kembang mereka.
Pengelola Program Anak Sekolah dan Remaja Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Sri Lestari mengatakan, dengan melakukan skrining Mobscreen Penjarkes, deteksi dini adanya gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada siswa dapat dilakukan. Sehingga jika ditemukan masalah kesehatan dapat segera tertangani lebih cepat.
“Pada aplikasi penjaringan kesehatan ini, para siswa siswi diharap memberikan informasi riwayat kesehatannya melalui isian kuesioner. Yang meliputi strengths and difficulties questionnaire (SDQ), riwayat keluarga, modalitas belajar, dan dominasi otak,” ungkapnya, belum lama ini.
Ia mengatakan, Mobscreen Penjarkes juga sudah disempurnakan dengan fitur tambahan, seperti informasi penjadwalan minum tablet tambah darah (TTD) secara mandiri bagi remaja putri. Sehingga diharapkan data yang masuk akan menjadi sebuah laporan secara berkala untuk remaja putri.
“Kami terus memantau tumbuh kembang anak di sekolah setiap tahunnya. Sebab tumbuh kembang anak berpengaruh terhadap prestasi belajarnya. Untuk pengisian ini, karena aplikasi mandiri, sangat membutuhkan dukungan dari orang tua, sekolah, dan guru mereka,” ujarnya.
Sri Lestari mengungkapkan, menurut data, pada 2022 siswa yang sudah mengisi Mobscreen Penjarkes dari SD hingga SMP sebanyak 54 persen. Yakni dengan total siswa 37.293 siswa dari sasaran 68.422 siswa. Untuk tahun 2023 siswa yang melakukan screening Mobscreen Penjarkes mulai dari SD hingga SMP sebanyak 13.000 siswa.
Ia berharap, tahun ini akan lebih banyak siswa yang melakukan skrining kesehatan secara mandiri melalui Mobscreen Penjarkes yang dapat diunggah di aplikasi Playstore maupun Appstore. Sebab, skrining kesehatan ini wajib dilakukan siswa minimal satu tahun sekali.
“Memang skrining kesehatan ini wajib dilakukan siswa minimal satu tahun sekali. Agar bisa terdeteksi dini, terutama dalam antisipasi adanya penyakit kronis,” pungkasnya. (riz/mg4)