SEJUMLAH usaha dinilai menghasilkan banyak sampah, termasuk sektor bisnis food and beverage (F&B). Berangkat dari hal itu, owner My Fodee, Sintya Mulia Rahmadanty menggunakan kemasan plastik biodegradable.
Bisnis yang berlokasi di Jalan Jendral Ahmad Yani, Pengkol, Kecamatan Jepara, Kabupaten Jepara ini mencoba ciptakan bisnis makanan yang ramah lingkungan. Setidaknya, dengan mengurangi potensi sampah.
Langkah ini, kata dia, karena bisnisnya tidak sepenuhnya bisa menghindari sampah. Sehingga, ide kemasan plastik biodegradable pun muncul. Sebab, kemasannya berbahan tepung yang dapat diuraikan kembali oleh mikroorganisme.
Semangat mengurangi sampah, lanjutnya, yaitu dengan menggunakan sedotan stainless stell. Kotak makanan yang dipakai berbahan yang mudah recycle. Sedangkan sendok dan garpunya terbuat dari kayu.
“Kami sendiri, tidak hanya fokus pada taste (rasa). Melainkan juga dampak dari bisnis ini (sampah). Dari gerakan kecil seperti itu, pasti berdampak atas keberlangsungan pengurangan sampah,” papar Sintya kepada Joglo Jateng, belum lama ini.
Dengan gerakan pengurangan sampah itu, awalnya ia berpikir, akankah pelanggan juga memperhatikan. Tidak lama, ternyata beberapa konsumen mengapresiasi lewat pesan singkat di IG @my.fodee
“Pesan dan gerakan kecil akhirnya tersampaikan. Usaha mengurangi sampah turut diperhatikan oleh konsumen. Sangat bahagia, ketika pesan tersebut peroleh respon dari konsumen kedai ini,” terang dia.
Sintya juga menyampaikan bahwa kedainya tidak hanya menyajikan local wisdom, melainkan juga kebarat-baratan serta jejepangan. Bisnis yang terletak di Bangsri dan Pengkol ini, dimulai sejak tahun 2019 sampai sekarang.
Usut punya usut, owner my fodee berlatar belakang aktivis lingkungan, yaitu Jepara Green Generation (Jegeg). Lewat bisnisnya, ia ingin memberikan contoh bahwa bisnis makanan juga berkontribusi kurangi sampah. (cr2/gih)