Kudus  

Lesu Pembeli, Dinas Perdagangan Kudus Bakal Lakukan Gebrakan

JAGA: Tampak salah satu pedagang pakaian di Pasar Kliwon sedang menunggu pembeli yang berbelanja di kiosnya, Senin (18/9/23). (GALANG WITAHTA/JOGLO JATENG)

KUDUS, Joglo Jateng – Dinas Perdagangan Kabupaten Kudus melakukan tinjauan ke Pasar Kliwon, Senin (18/9/23). Agenda tersebut dimaksudkan untuk memonitoring perkembangan yang ada di pasar secara langsung.

Pelaksana tugas (PLT) Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Kudus, Sancaka Dwi Supani menyampaikan, dari hasil pantauannya. Terdapat kelesuan perihal daya beli masyarakat. Hal itu disinyalir menjadi penyebab beberapa kios di Pasar Kliwon itu tutup tak beraktivitas.

“Saat kita tinjau memang banyak toko atau kios yang tutup. Mungkin banyaknya kios yang tutup karena lesunya daya beli masyarakat,” ujarnya.

Beberapa upaya bakal mereka galakkan guna meningkatkan daya beli masyarakat di pasar tradisional tersebut. Diantaranya, dengan cara mengadakan ekspo UMKM, menonjolkan produk yang berkualitas. Hingga proaktif melakukan promosi.

“Kita akan melakukan gebrakan promosi. Kita akan tunjukkan ke masyarakat, bahwa produk dari Pasar Kliwon ini tidak kalah kualitasnya dari pasar yang lain,” tuturnya.

Menurutnya, beberapa alasan pun disinyalir menjadi penyebab akan lesunya pembeli di pasar itu. Yakni, maraknya online shop, hingga dampak besar akibat pandemi Covid-19 lalu.

“Dihimpun dari keterangan para pedagang konvensional, banyaknya online shop menjadi alasan lesunya daya beli di pasar ini. Tak lupa juga badai Covid-19 lalu ikut memberikan dampak besar dalam laju perekonomian di wilayah sini,” terangnya.

Mereka juga bakal menggandeng pihak lain untuk meningkatkan daya beli masyarakat. Hal tersebut dirasa penting untuk mengembalikan kejayaan pasar ini seperti dahulu kala. Setiap hari ada sekitar 2.250 pedagang yang  menggantungkan hidupnya di Pasar Kliwon.

“Kita akan jalin kerja sama dengan Himpunan Pedagang Pasar Kliwon (HPPK) untuk melakukan pergerakan konkret. Itu yang harus kita lakukan,” katanya .

Lebih lanjut, kata dia, meskipun terpantau lesu pembeli, beberapa makanan dan minuman tradisional khas Kota Kretek ini tetap masih menunjukkan eksistensinya. Seperti, es dawet kliwon, maupun jenang asli Kaliputu.

Dia menambahkan, target Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) bagi pasar Kliwon pada 2023 ini sudah mencapai persentase 50 persen atau  berada di kisaran Rp 3,4 miliar dari target yang telah ditentukan sebesar Rp 7 miliar. Pihaknya mengaku optimis retribusi daerah yang telah ditargetkan itu dapat terpenuhi.

“Untuk SKRD pada tahun ini lebih baik jika dibandingkan pada 2019 hingga 2022 yang lalu. Mudah-mudahan hingga Desember yang akan datang bisa terwujudkan targetnya. Data yang masuk baru per Agustus. Jadi, yang September ini belum masuk datanya,” tandasnya. (cr3/fat)