Pendinginan TPA Jatibarang Tuntas 90 Persen

DITANGANI: Sejumlah petugas Damkar dan BPBD Kota Semarang saat melakukan pendinginan tumpukan sampah usai kebakaran di TPA Jatibarang, Kecamatan Mijen, Selasa (19/9/2023). (FADILA INTAN QUDSTIA/JOGLO JATENG)

SEMARANG, Joglo Jateng – Pada Senin malam (18/9) telah terjadi kebakaran besar di TPA Jatibarang, Kecamatan Mijen saat pukul 14.09. Usai peristiwa tersebut, Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Semarang mengatakan hingga kemarin, pihaknya masih fokus melakukan tahap pendinginan usai pemadaman pada lokasi itu.

Kabid Ops dan Pemadaman Damkar Kota Semarang, Untung Sugiono mengukapkan bahwa api mulai padam pada Selasa (19/9) sekitar pukul 03.00 dini hari. Pihaknya optimis, tahap pendinginan sudah 90 persen tuntas.

“Kurang lebihnya sekitar 2 hektare-an mungkin ya yang telah terbakar. Sempat 3 petugas mengalami sesak nafas dan dilarikan ke rumah sakit,” ucapnya saat dikonfirmasi Joglo Jateng.

Lebih lanjut, dari 10 armada yang dikerahkan Damkar Kota Semarang, 8 armada ditarik kembali ke pos induk. Lantaran banyak yang mengalami trouble pada mesin.

“Artinya aktivitas kembali normal,” imbuhnya.

Berdasarkan data yang diterima Joglo Jateng, awal kronologi kebakaran itu terjadi karena adanya kelalaian pembakaran ban yang merambah ke area sampah. Api pun menjalar hingga puncak atas sampah pada pukul 13:00.

Dampak akibat dari kebakaran itu, dari jumlah luas TPA Jatibarang 46.183 Hektare, yang terbakar kurang lebih 8 Ha. Sejumlah warga yang tinggal di daerah permukiman dekat dengan lokasi tersebut pun terkena dampak dari asap hitam.

Salah satu warga RT 9 RW 3 Kedungpani, Dawung Residence, Marsini (41) mengaku awal dirinya mengetahui adanya kejadian bermula saat ada salah satu tetangga yang mengirimkan video kebakaran di TPA Jatibarang. Kemudian, saat ia beranjak keluar rumah asap hitam sudah mulai menyengat di teras rumah.

“Terus saya keluar itu langsung sesak dada karna menyengat (asap hitam). Dari warga pun yang dirasakan ada yang sakit tenggorokan, sesak nafas tapi tidak ada yang sampai lari ke puskesmas,” jelasnya.

Sejak adanya asap hitam itu, Marsini melarang anak-anaknya untuk keluar rumah, sampai asap hitam hilang di wilayah permukiman hilang. Warga lainnya yang terpaksa keluar rumah pun mengenakan masker.

“Saya di dalam gak keluar rumah. Begitu juga dengan anak-anak. Paling kalau ada warga yang keluar pakai masker,” ujarnya. (cr7/mg4)