SLEMAN, Joglo Jogja – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) terus berupaya menambah ruang terbuka hijau (RTH) di Bumi Sembada. Meskipun terpaksa harus memanfaatkan lahan di seputar fasilitas publik yang tersedia. Hal itu lantaran harga tanah di Sleman dinilai cukup mahal.
Kepala DLH Sleman Epiphana Kristyani mengaku, pihaknya kesulitan menambah jumlah RTH, karena cukup mahalnya harga tanah di wilayah tersebut. Padahal RTH memiliki fungsi yang penting.
“Selain menyuplai oksigen agar lingkungan lebih baik dan sehat, keberadaan RTH juga bisa menjadi sarana rekreasi dan kegiatan sosial masyarakat,” terangnya, Selasa (19/9/23).
Epiphana menambahkan, upaya yang sekarang ini bisa ia lakukan untuk melakukan penghijauan adalah penambahan tumbuhan di seputaran jogging track. Pasalnya, untuk menambah satu persen RTH di Sleman, membutuhkan lahan minimal 1,05 hektare.
“Hal itu, menurut kami sulit diwujudkan jika melihat harga tanah di Sleman yang tergolong tinggi,” ungkapnya.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun wartawan koran ini, harga tanah di Bumi Sembada memang tergolong cukup mahal. Contohnya di Kapanewon Mlati dalam perkampungan harganya bahkan bisa menyentuh Rp 3 juta sampai Rp 4 juta per meter.
Sementara itu, di kawasan Jalan Palagan, harga tanah per meternya bisa menyentuh puluhan juta rupiah. Sehingga, kondisi tersebut yang membuat pihak DLH harus melakukan terobosan atau langkah lain.
“Alternatif yang bisa kita ambil yakni dengan menambah penghijauan pada ruang-ruang publik atau fasilitas yang sudah ada. Contohnya seperti lapangan yang memiliki jogging track, lalu kemudian ditanam pohon pada kawasan sekitarnya,” akunya.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan, sementara ini, jumlah RTH di Sleman baru dibangun seitar 9,7 persen dari total luas wilayah. Pasalnya karena harga tanah yang mahal, DLH tidak memiliki anggaran untuk menambah RTH di Bumi Sembada. Sehingga, hanya bisa menambahi di sekitaran fasilitas yang sudah ada.
Sebagai upaya meningkatkan penghijauan di wilayahnya, DLH Sleman juga telah menyediakan bibit-bibit pohon untuk memberikan fasilitas kepada masyarakat. Namun untuk mendapatkan bibit pohon yang disediakan pemerintah itu, masyarakat harus memiliki program penghijauan yang jelas.
Epiphana mengaku, jawatannya terus menggenjot ketersediaan jogging track di seluruh kapanewon di Sleman. Ia menargetkan, tahun depan, seluruh kapanewon bisa memiliki salah satu fasilitas olahraga tersebut.
“Untuk saat ini sudah tujuh kapanewon yang memiliki jogging track. Namun di tahun 2024 kami harapkan 17 kapanewon sudah mempunyai jogging track,” harapnya.
Terpisah, Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo menyampaikan, penyediaan fasilitas jogging track merupakan komitmen Pemkab Sleman dalam menjamin kesehatan warga. Ia berharap dengan dibangunnya jogging track masyarakat bisa memiliki tubuh sehat dan bugar.
“Kami juga mengimbau agar masyarakat bisa memanfaatkan fasilitas olahraga yang sudah ada dengan baik. Harapannya apa yang sudah dibangun tidak mudah rusak dan bisa digunakan oleh masyarakat secara berkelanjutan. Sehingga meski usia kita bertambah tua, kita bisa tetap sehat, bugar, dan produktif,” pungkasnya. (bam/mg4)