Pati  

Kemiskinan Masih Menggurita, Lapangan Pekerjaan Dibutuhkan

Kepala Bidang (Kabid) Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir Miskin pada Dinsos P3AKB Pati, Tri Haryumi
Kepala Bidang (Kabid) Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir Miskin pada Dinsos P3AKB Pati, Tri Haryumi. (LUTHFI MAJID/JOGLO JATENG)

PATI, Joglo Jateng – Pengentasan kemiskinan ekstrim di Kabupaten Pati masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah daerah. Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (Dinsos P3AKB) Kabupaten Pati menyebut sebanyak 0,86 persen dari jumlah penduduk di daerahnya masuk kategori miskin ekstrim.

“Jumlahnya 0,86 persen. Itu dari jumlah penduduk. Faktor yang mempengaruhinya kemiskinan ekstrim itu sehabis Corona luar biasa. Mungkin ada yang di PHK, lansia dan disabilitas yang mutlak tidak bisa apa-apa,” ungkap Kepala Bidang (Kabid) Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir Miskin pada Dinsos P3AKB Pati, Tri Haryumi, belum lama ini.

Ia menyatakan bahwa perlu strategi yang matang untuk mengurangi angka kemiskinan ekstrim tersebut. Salah satunya dengan memperbanyak lapangan pekerjaan.

“Lapangan pekerjaan perlu digalakkan. Paling tidak di Pati ada kantong-kantong untuk ketenagakerjaan. Jangan sampai ada yang pengangguran. Saya yakin kalau masyarakat Pati itu yang semangat bekerja,” paparnya.

Dinsos P3AKB juga mengakui tak mampu jika menghapus kemiskinan ekstrim di Pati Bumi Mina Tani ini secara tuntas. Meksipun begitu, pihaknya akan  berupaya menekan angka kemiskinan ekstrim tersebut secara berkala.

“Namanya kemiskinan kita tidak bisa menghilangkan. Tapi mengurangi. Kalau targetnya kita yang penting kurang dari Jawa Tengah,” imbuh Tri Haryumi.

Dia menambahkan, angka kemiskinan ekstrim ini masuk desil 1 atau orang yang dikatakan fakir miskin. Yakni orang yang tidak bisa menghidupi kebutuhan dasarnya. Pihaknya akan berupaya memberikan jaminan sosial kepada mereka.

“Kami berharap 2024 nanti, kita bisa mengintervensi kebutuhan (masyarakat miskin ekstrim). Contoh seperti yang tidak punya jamban, yang tidak punya listrik, kemudian RTLH (Rumah Tidak Layak Huni) itu bisa diperbaiki. Kemudian kami dari Dinas Sosial terkait jaminan sosialnya,” pungkasnya.

Sebagai tambahan informasi, dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pati pada 2022, prosentase penduduk miskin di Pati berjumlah 118,04 ribu orang. Secara prosentase angka tersebut mengalami penurunan sebanyak 10,7 ribu orang. Dari tahun sebelumnya yang berjumlah 128,74 ribu orang. (lut/fat)