SLEMAN, Joglo Jogja– Learning Resources and Innovation Development (LERES) Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar Health Research & Innovation Expo (HRIE) 2023. Kegiatan itu dilakukan untuk menampilkan inovasi pengembangan kesehatan.
Wakil Dekan Bidang Penelitian dan Pengembangan (FK-KMK) UGM, Dr. dr. Lina Choridah, Sp.Rad(K) mengatakan, hasil penelitian di bidang pendidikan kesehatan tidak boleh hanya menjadi milik para cindekia. Sehingga, harus memiliki dampak yang luas pada masyarakat.
“Di FK-KMK UGM ini, ada tiga tugas dalam mengembangkan Tri Darma perguruan tinggi baik di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian di masyarakat. Salah satu penunjang di dalam penelitian itu kita memiliki rumah produksi yaitu LERES,” terangnya, Kamis (21/9).
Diharapkan dengan adanya wadah itu, mampu menjembatani pengembangan ide-ide inovatif. Sehingga, akan menghasilkan produk Kesehatan maupun kedokteran yang dapat dimanfaatkan dan diaplikasikan kepada masyarakat.
Lina menambahkan, pengembangan instrumentasi medis sangat diperlukan dalam bidang kedokteran. Hal itu, untuk menyelesaikan permasalahan kesehatan melalui skrining awal untuk pencegahan penyakit, diagnosis yang akurat, dan pengobatan yang tepat.
“Semua itu dilakukan sebagai upaya pencegahan dan pengendalian penyakit, serta pelayanan kesehatan yang lebih baik untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat,” paparnya.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, inovasi menjadi hal penting bagi bangsa. Karena akan menghasilkan produk barang dan jasa lebih kompetitif di pasar global. Sehingga, akan mengurangi ketergantungan terhadap impor, meningkatkan kemudahan efisiensi pelayanan publik, serta kegiatan sosial.
“Adanya HRIE ini, sebagai bentuk komitmen terhadap upaya meningkatkan kapasitas penelitian dan kolaborasi dalam mengembangkan ide penelitian serta penerapannya,” ungkapnya.
Tema yang diangkat dalam giat itu yakni “Hilirisasi dan Komersialisasi Kesehatan”. Dengan pemantik diskusi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno.
Ketua Unit Learning Resources and Innovation Development (LERES) FK-KMK UGM dr. Hanggoro Tri Rinonce, Ph.D., Sp.PA (K) menambahkan, beberapa karya inovatif sangat diperlukan oleh masyarakat sekarang. Sehingga, akademisi harus melakukan terobosan untuk mengatasi masalah kesehatan.
“Di kesempatan kali ini kita pamerkan Bonegraf dengan bahan dasar cangkang telur. Bonegraf berfungsi untuk mengisi defek pada tulang yang digunakan untuk membantu proses penyembuhan tulang, yang di dapat dalam kandungan kalsium murni yang ada dalam cangkang telur,” jelasnya.
Namun, adanya inovasi diperlukan dukungan dari Industri. Karena akademisi tidak memiliki resource yang cukup untuk memproduksi masal. “Misal saja ada order 100, tentu akan kewalahan untuk mengerjakan karena ia harus mengajar dan lain-lain,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua HRIE 2023 Indra Tri Mahayana, Ph.D., Sp. M, berharap, HRIE dapat menjadi wahana bagi civitas akademika untuk memperoleh informasi terkait perkembangan inovasi produk kesehatan. Sehingga, kedepan mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peneliti untuk melakukan hilirisasi dan komersialisasi inovasi produk kesehatan, serta membuka peluang kolaborasi di industri.
Penyelenggaran HRIE 2023 ini, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Kegiatan tidak hanya dikemas dalam kegiatan talkshow, research poster presentation, dan innovation expo. Namun, juga menyelenggarakan kuliah umum bersama dengan ahli.
“Kegiatan ini juga melibatkan beberapa influencer kesehatan. Selain itu, beberapa departemen, unit kerja, pusat studi, dan pusat kajian pun turut terlibat untuk melakukan diseminasi hasil penelitian melalui pameran produk inovasi dan poster publikasi ilmiah tahun 2022,” tutupnya. (riz/bid)