BANTUL, Joglo Jogja – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul hingga Minggu (24/9), belum menerima laporan mengenai gagal panen dan permasalahan lahan kekeringan selama musim kemarau 2023.
Kepala DKPP Bantul Joko Waluyo mengungkapkan, potensi kekeringan akibat la nina di lahan pertanian di beberapa wilayah. Seperti di Kapanewon Piyungan, Imogiri, Dlingo, Pandak, hingga Kapanewon Pajangan.
“Beberapa petani di daerah tersebut mengandalkan sumur dangkal dan sistem penyiraman menggunakan pompa. Serta selang untuk mengairi lahan pertanian mereka,” ungkapnya.
Pihaknya menyebutkan, hingga saat ini mayoritas lahan tersebut ditanami dengan varietas tanaman padi yang memiliki siklus pertumbuhan pendek. “Sebagian petani juga telah mengambil tindakan pencegahan dengan beralih ke tanaman palawija, karena membutuhkan sedikit pasokan air,” imbuhnya.
Sementara itu, pihaknya aktif melakukan sosialisasi kepada para petani sejak awal mengenai perkiraan musim kemarau yang panjang. Terkait pemilihan tanaman yang sesuai dengan kondisi kekeringan.
“Kami sudah mensosialisasikan untuk menanam seperti bawang merah dan beberapa palawija dan jagung. Sehingga, siklus pertanian di Bantul tidak mengalami kemerosotan,” jelasnya.
Saat ini sendiri, DKPP Bantul masih berharap agar situasi kekeringan tidak semakin memburuk. Serta, berupaya untuk meminimalkan dampak yang mungkin terjadi pada sektor pertanian.
“Meskipun belum ada laporan resmi tentang gagal panen dan kekeringan, kami telah mengambil langkah-langkah pencegahan untuk mengatasi potensi permasalahan ini,” tutupnya.(cr11/sam)