Kudus  

Tangis Haru Mawar Hartopo di Hari Jadi Kota Kudus

PECAH: Tampak Mawar Anggraeni menangis haru seusai Apel Hari Jadi Kota Kudus ke-474, Sabtu (23/9/2023). (ADAM NAUFALDO/JOGLO JATENG)

KUDUS, Joglo Jateng – Pelaksanaan Apel Hari Jadi Kota Kudus ke-474 yang digelar Sabtu (23/9/2023), merupakan masa bakti terakhir seorang Hartopo yang telah menjabat sebagai Bupati Kudus sejak dilantik tahun 2021 lalu. Seusai apel, nampak Mawar Hartopo pecah dalam tangis haru saat diberikan sekuntum bunga oleh istri pejabat lainnya.

Kemudian tampak Mawar Anggraeni juga didatangi oleh sekolompok siswa-siswi berpakaian pramuka yang ingin menyalami istri orang nomor satu di Kudus tersebut. Ada pula istri pejabat lainnya yang tampak memberikan sekuntum bunga dan mengajak foto bersamanya. Baginya, menjadi istri pejabat merupakan pengalaman yang sangat berkesan.

Baca juga:  Petugas TPS di Kudus Meninggal Saat Bertugas

Mawar Anggraeni mengaku jarang bertemu dengan suaminya selama menjabat sebagai pemimpin daerah di Kabupaten Kudus. Dalam sehari, terhitung hanya dua kali saja bertatap muka dengan Hartopo. Yakni dikala waktu tidur dan saat bangun tidur. Sebab, banyak agenda dan pekerjaan yang harus dilakukan.

“Terkadang beliau pulang hingga larut malam atau sekitar pukul 00.00 WIB. Meskipun sama-sama berkantor di kantor Bupati Kudus (Pendopo), kami juga tidak bisa bertemu. Mengingat kami memiliki ruangan yang berbeda,” ungkapnya kepada Joglo Jateng, pekan lalu.

Kendati demikian, Mawar mengaku senang dengan suaminya karena dinilai sangat luar biasa. Bahkan, ketika sebelum dan sesudah menjabat sebagai Bupati Kudus juga tidak ada perubahan secara signifikan. Menurutnya, Hartopo tetap menjadi pemimpin keluarga dan pemimpin daerah yang baik.

Baca juga:  BPBD Kudus Data Desa Rawan Bencana

“Tidak ada yang berubah sama sekali sebelum menjabat sebagai Bupati maupun sudah menjabat. Beliau tetap beliau,” tandasnya.

Selain itu, dirinya juga selalu diajarkan Hartopo tentang banyak hal. Seperti, pengalamannya saat bertemu dengan masyarakat Kota Kretek. Tidak hanya itu, bahkan diajarkan terkait bagaimana cara mengatasj hal yang berhubungan dengan masyarakat umum.

“Kalau ketemu masyarakat harus begini-begini, pastinya beliau tetap ngajarin saya nanti begini-begini itu ya pasti. Namanya juga pembimbing, kan ya seperti itu,” pungkasnya. (cr12/fat)