Hingga September, 678 Kasus TBC Ditemukan

CEGAH: Seseorang tengah batuk dan ditutupi menggunakan tangan sesuai etika yang dianjurkan untuk pencegahan TBC, Senin (25/9/23). (MUHAMMAD ABU YUSUF AL BAKRY/JOGLO JOGJA)

BANTUL, Joglo Jogja – Perkembangan kasus Tuberkulosis (TBC) di Kabupaten Bantul mengalami perkembangan yang fluktuatif. Terhitung, di wilayah tersebut kasusnya telah mencapai angka 678 sejak Januari hingga September 2023.

Kepala Bidang (Kabid) Penanggulangan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul, Samsu Aryanto menyebutkan, total tersebut terdiri dari 371 kasus pada triwulan pertama. Kemudian 307 kasus di triwulan kedua.

“Dari penyebaran yang cukup fluktuatif ini, kami telah mengkalkulasi penyebaran TBC pada 2022 lalu ada sebanyak 627 kasus di triwulan pertama dan kedua,” ujarnya.

Sementara itu, persebaran TBC di 2022 didapatkan sebanyak 322 kasus TBC di triwulan pertama dan 305 kasus di triwulan kedua. Lalu 434 kasus TBC pada triwulan ketiga dan empat.

“Alasan utama kasus TBC ini semakin meningkat karena bakteri penyerang paru-paru manusia. Secara tidak sengaja terhirup dalam suatu lingkungan yang terkontaminasi,” imbuhnya.

Pihaknya melanjutkan, bakteri yang dimaksud adalah Mycobacterium tuberculosis yang biasanya ditandai dengan batuk. Selain itu, terdapat faktor lain seperti lingkungan, riwayat kontak dengan penderita, imunisasi, dan perilaku individu.

“Upaya menekan laju penyebaran TBC, kami telah menerapkan rencana aksi daerah (RAD) yang sudah berjalan dari beberapa tahun lalu. Serta, melakukan pencegahan melalui kampanye Temukan dan Obati Sampai Sembuh (TOSS) TBC, untuk mengingatkan masyarakat,” pungkasnya. (cr11/sam/mg4)