Pembelajaran Pemahaman Puisi Rakyat Meningkat dengan Metode Puzzle Poetry

Oleh: Salimah, S.Pd
Guru Bahasa Indonesia SMP N 3 Petarukan, Kab. Pemalang

PEMBELAJARAN semester 1 kelas 7 dengan Kurikulum Merdeka menghadirkan materi Puisi Rakyat pada Bab II Berkelana di Dunia Imajinasi. Di bab ini, siswa dikenalkan dengan puisi rakyat berupa pantun, syair, dan gurindam.

Pada dasarnya, puisi tersebut kurang diminati oleh generasi sekarang. Padahal puisi rakyat merupakan bagian dari budaya Indonesia yang di dalamnya sarat pendidikan karakter. Pendidikan karakter ini terdapat di pantun dan gurindam yang isinya tentang nasihat baik tentang agama, budi pekerti, maupun ajaran bagaimana kita hidup bermasyarakat.

Namun, puisi rakyat kurang diminati oleh peserta didik. Hal disebabkan oleh bahasa puisi pantun, maupun gurindam menggunakan bahasa melayu. Selain itu sering kali guru dalam pembelajaran puisi rakyat menggunakan metode yang monoton. Yaitu metode ceramah, kemudian siswa mencatat ciri-ciri puisi rakyat. Ternyata hasilnya tidak membekas di benak siswa.

Baca juga:  Belajar Teks Prosedur Lebih Menyenangkan melalui Media Video Slide

Pembelajaran akan diterima dengan baik apabila guru mengelola kelas dengan baik dengan metode yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Motode pembelajaran merupakan salah satu cara untuk mempermudah siswa dalam sebuah proses belajar peserta didik dalam pembelajaran tertentu.

Model pembelajaran yang ditetapkan oleh guru akan sangat membantu siswa dalam mengamati dan memahami sebuah materi pelajaran tertentu. Guru dapat menentukan model pembelajaran yang melibatkan keaktifan berfikir siswa.

Dalam pembelajaran menyimak puisi rakyat, siswa dituntut untuk aktif berfikir agar dapat menentukan puisi pantun, gurindam, dan syair. Dalam pembelajaran ini guru memilih model pembelajaran Puzzle Poetry. Karena penggunaan metode puzzle atau teka-teki dapat mengasah pikiran peserta didik.

Puzzle Poetry dirasa mampu membantu siswa dalam mengembangkan dan mempelajari puisi rakyat lebih menarik. Sebagaimana teori belajar yang digunakan dalam model pembelajaran Puzzle Poetry yaitu kognitivistik dimana tingkatan atau proses berfikir peserta didik lebih menonjol.

Baca juga:  Permainan Puzzle Tingkatkan Semangat Menulis dan Bercerita Anak

Tingkat berfikir peserta didik disini sangat dibutuhkan karena untuk memasangkan puzzle yang sudah dipilih akan membutuhkan proses yang tidak mudah. Guru nantinya harus menyesuaikan dengan kemampuan individu siswa dalam memasangkan puzzle yang sudah terdapat puisi rakyat pantun, gurindam, dan syair di dalamnya.

Pembelajaran menyimak puisi rakyat kelas 7 SMP Negeri 3 Petarukan semester 1 menggunakan metode pembelajaran Puzzle Poetry. Guru memulai pembelajaran dengan langkah-langkah sebagai berikut.

Pertama, guru membuat kartu sejumlah 15. Antara lain 5 untuk pantun, 5 kartu gurindam, dan 5 kartu syair. Kemudian membuat tiga kotak menggunakan kertas. Kotak 1 ditulis pantun, kotak 2 ditulis gurindam, dan kotak 3 ditulis syair.

Baca juga:  Belajar Teks Prosedur Lebih Menyenangkan melalui Media Video Slide

Kedua, guru membentuk 8 kelompok, yang masing-masing beranggotakan empat peserta didik. Ketiga, peserta didik melihat tayangan pembacaan gurindam, pantun, dan syair. Keempat, guru mempersilakan masing-masing kelompok untuk mengambil kartu yang sudah diacak oleh guru, setelah itu didiskusikan di kelompoknya.

Kelima, peserta didik memasukan ke kotak gurindam, kotak pantun, dan atau kotak syair sesuai hasil diskusi. Guru melihat hasil diskusi siswa dengan cara menghitung kartu yang masuknya sesuai dengan kotak puisi gurindam, pantun, dan syair.

Ternyata setelah akhir pembelajaran yang menggunakan metode Puzzle Poetry menunjukan bahwa minat dan semangat siswa dalam pembelajaran Puisi Rakyat meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya siswa yang memasukkan Puzzle Poetry sesuai dengan tempatnya secara tepat.  Siswa dapat dengan mudah memahami puisi jenis pantun gurindam, dan syair. (*)