Wisata  

Bunga Jabe, Homestay Favorit Orang Eropa

KETERANGAN: Owner Bunga Jabe, Bambang Zakaria saat ditemui wartawan Joglo Jateng, belum lama ini. (MUHAMMAD AGUNG PRAYOGA/JOGLO JATENG)

SALAH satu homestay favorit orang eropa di Karimunjawa adalah Bunga Jabe. Homestay ini menyediakan tempat, kamar, suasana, makanan, minuman, serta paket perjalanan yang menarik bagi orang Eropa.

Lokasi homestay dari Pelabuhan Karimunjawa, berkisar 18 km yang dapat ditempuh kurang lebih 39 menit perjalanan moda transportasi. Tepatnya, di Dukuh Legon Bajak, Desa Kemujan, Pulau Karimunjawa.

Selama perjalanan, wisatawan yang akan check in homestay, akan melewati hiruk pikuk Desa Karimunjawa. Setelah itu, menyusuri jalanan perbukitan dengan pesona perairan Laut Jawa di kiri, dan sebelah kanan ratusan pepohonan rindang yang menyapa.

Baca juga:  Wisata Lenk Dopang Tawarkan Keindahan Lereng Muria

Apabila wisatawan berjumpa Bandara Dewadaru, artinya homestay favorit sudah dekat. Dari tanda tersebut, kurang dari lima menit, di kanan jalan bakal terpampang gapura kayu nan estetik bertuliskan ‘Bunga Jabe’. Masuk dan potretnya 11/12 dengan halaman masa kecil.

Sesampainya di Bunga Jabe, wisatawan dapat memilih kamar, stick house, family atau small. Harga terendah, berkisar Rp. 200 ribu per malam. Ada pula Hopping Island, wisatawan bisa camping, private trip sampai shared trip.

Tidak hanya itu, homestay Bunga Jabe juga turut menawarkan cultural creative, seperti membuat coconut oil (minyak kelapa) atau mencoba hidup sebagai perajin seni, yaitu mencipta karya berupa kesenian batok kelapa (topeng dari bahan kelapa).

Baca juga:  Kalisuci Moga, Potensi Besar Wisata Pemalang

Pihak Bunga Jabe, turut melayani penyewaan snorkeling set, under water camera, scooter dan canoe. Begitupun dengan local guide, menyusuri lembah serta pelosok yang belum terjamah secara menyeluruh oleh wisatawan pada umumnya.

Sementara itu, owner Bunga Jabe, Bambang Zakaria memaparkan, salah satu hal yang menjadikan Bunga Jabe sebagai lokasi favorit adalah suasana dan sajian makanannya. Cita rasa khas beragam suku, khususnya suku Bugis.

“Di sini adalah gubuk yang apa adanya, ketika musim kacang ya makannya kacang, jagung ya jagung, tidak sebagaimana request wisatawan, musim yang menentukan,” papar Bang Jack, sapaan akrabnya, kepada Joglo Jateng, belum lama ini.

Baca juga:  Wisata Kampoeng Bamboe Sepi Pengunjung

Salah satu pengunjung, Marjorie P. Tangkilisan (79) mengaku begitu menikmati sajian Bunga Jabe. Makanan dan minuman tradisional beragam suku memanjakan lidahnya. Ditambah, suasana yang adem turut memberikan perasaan nyaman.

“Yang paling nikmat adalah makanannya, unik dan memberikan warna baru dalam kulineran. Beragam suku bahkan lintas negara yang sering ke sini dan mengatakan senada, enak,” pungkas nenek keturunan Belanda itu. (cr2/gih)