Oleh: Widiastuti, S.Pd.SD.
Guru SDN 1 Sidorekso, Kec. Kaliwungu, Kab. Kudus
SEKOLAH merupakan suatu lembaga negara yang memiliki tujuan untuk menciptakan tercapaianya tujuan pendidikan nasional. Yakni menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas demi kemajuan bangsa di masa mendatang.
Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan jalur sekolah, maka seorang guru diharapkan dapat mengembangkan metode atau teknik mengajar yang mempengaruhi kebutuhan belajar mengajar di sekolah. Metode mengajar yang digunakan guru hendaknya dapat memotivasi siswa dalam memperoleh pengetahuan melalui aktivitas belajar. Sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dan pembelajaran dapat bermakna.
Dalam mewujudkan pembelajaran bermakna, dalam proses pembelajaran diharapkan guru menggunakan pembelajaran terpadu. Kemudian mengadakan latihan kepekaan agar siswa mampu menghayati perasaan dan berpartisipasi dalam kelompok lain. Guru juga bertindak sebagai fasilitator dalam pembelajaran.
Sampai saat ini masih terdapat banyak keluhan dari orang tua siswa dan pakar pendidikan megenai rendahnya kemampuan siswa dalam penerapan pembelajaran IPA pada kehidupan sehari-hari. Diperoleh data bahwa guru lebih banyak melakukan kegiatan mengajar dengan cara menerangkan, memberikan tugas rumah, serta membuat ringkasan.
Berdasarkan hal tersebut, siswa hanya menerima informasi verbal hanya dari buku-buku dan guru. Pola mengajar seperti ini yang dapat mengakibatkan cara berfikir siswa menjadi tidak dapat berkembang. Karena dalam pembelajaran tersebut siswa hanya melakukan kegiatan mendengarkan atau menerima informasi dan kemudian menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Akibatnya siswa menjadi pasif, aktivitas pembelajaran rendah, dan kemudian berpengaruh pada hasil belajarnya.
Ini terjadi dikarenakan proses pembelajaran terkesan monoton dan tidak menarik perhatian siswa. Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh proses pembelajaran yang didominasi oleh pembelajaran konvensional. Yaitu pembelajaran yang suasana kelas cenderung teacher centered dan mengakibatkan siswa menjadi pasif.
Pembelajaran konvensional bersifat menghambat perkembangan perfikir siswa. Karena informasi sebagai fasilitas belajar dalam pembelajaran cenderung bersifat deduktif berupa simbolik. Seperti mendengarkan penjelasan guru atau membaca.
Siswa cenderung banyak menghafal saja, tidak memahami benar-benar apa yang telah dipelajari, dan tidak dapat mengembangkan pengetahuannya. Di sisi lain, IPA merupakan pelajaran yang banyak mempelajari proses-proses yang terjadi dalam kehidupan. Di samping itu, banyak kasus-kasus yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari yang dapat dipecahkan oleh siswa secara berkolaborasi atau berkelompok.
Penggunaan metode tanya jawab dan ceramah dirasa kurang efektif digunakan dalam penyampaian materi pelajaran IPA. Karena siswa hanya mengetahui hal-hal yang ditanya oleh guru dan tidak mempelajari materi secara tuntas.
Pembelajaran IPA tidak hanya mempelajari teori-teori saja. Tetapi siswa diarahkan untuk melakukan kegiatan praktikum, agar daya serap terhadap materi lebih dalam lagi. Terdapat banyak teknik atau metode pembelajaran yang dapat dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan belajar siswa. Baik yang berhubungan dengan proses, sikap, maupun hasil. Teknik pembelajaran yang berhubungan dengan proses belajar adalah Team Quiz.
Team Quiz merupakan suatu teknik yang bermaksud untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar (Wiriasa dkk, 2017). Penerapan teknik Team Quiz pada pembelajaran IPA yaitu dapat memberikan pengalaman belajar secara aktif, diskusi antaranggota kelompok. Tujuannya agar para siswa dapat berbagi kemampuan, saling berfikir, saling menghargai, menerapkan konsep IPA, dan memecahkan masalah secara bersama-sama. Selanjutnya membantu siswa memahami konsep yang sulit, serta menumbuhkan keterampilan sosial yang sangat bermanfaat bagi kehidupan siswa di luar sekolah.
Dalam implementasi teknik Team Quiz ini, siswa-siswa dapat memiliki rasa ingin tahu yang lebih besar. Karena pada tahapan Team Quiz ini mereka terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Siswa mendapatkan dorongan untuk aktif bekerja baik secara individu maupun kelompok. Sehingga memumculkan rasa ingin tahu dalam menemukan suatu konsep. (*)