Jepara  

Sungai Mengering, Peternak tak Dapat Mandikan Ternak di Sungai

GIRING: Salah satu peternah kerbau, Arifin saat menggiring ternaknya setelah memandikan di sungai Serang Wulan Drainase (SWD) II di Kabupaten Jepara, Selasa (10/10/23). (MUHAMMAD AGUNG PRAYOGA/JOGLO JATENG)

JEPARA, Joglo Jateng – Kemarau panjang mengakibatkan debit sungai Serang Wulan Drainase (SWD) II di Kabupaten Jepara kian menipis. Hal tersebut, mengancam peternak tidak dapat mandikan hewannya di sungai.

Sungai yang berada di Desa Gerdu, Kecamatan Pecangaan, terpantau volume airnya semakin berkurang. Seiring dengan kemarau yang masih panjang, terpantau di titik terdalam hanya berkisar 2 meter.

Padahal, bagi seorang peternak Kerbau, Arifin (42), SWD II menjadi andalan mencukupi kebutuhan hewan ternak. Mulai dari memandikan, makan dan juga minum. Namun, selama tiga bulan terakhir, volume air tidak mengalami perkembangan.

Baca juga:  Musim Hujan Datang, Kekeringan Masih Melekat

“Jika dirunut, kekeringan sudah terjadi sejak awal Agustus kemarin. Hari demi hari, air di sungai kian surut. Di beberapa titik, ditemukan ikan mati kekeringan,” papar Arifin kepada Joglo Jateng, Selasa (10/10/23).

Namun, bencana kekeringan hari ini, kata dia, belum seberapa jika dibandingkan dengan 2019 lalu. Saat itu sampai membuat kelimpungan sejumlah peternak Desa Gerdu dan sekitarnya. Sebab, mesti menggunakan pompa air untuk mandikan kerbau.

Para peternak menyedot air dari sumur untuk dialirkan ke sungai SWD II yang sudah diberi bendungan kecil untuk menahan air. Setiap hari, kerbau akan dimandikan sebanyak tiga sampai empat kali.

Baca juga:  Bantu Warga Terdampak Kekeringan dengan Program Rider Peduli Sumur Air Bersih

Selain untuk mandi hewan, setali tiga uang guna minum hewan ternak. Setidaknya, satu drum besar sehari merupakan satu porsi minuman bagi kerbau-kerbau milik Arifin. Menurutnya, lebih efektif di sungai ketimbang di peternakan.

Dirinya menambahkan, karena pompa air diperoleh dari menyewa, maka seluruh peternak dikenakan iuran sebesar Rp 20 ribu untuk ambil air di sumur untuk dialirkan ke sungai. Sedikitnya, 70 peternak tergabung dalam sistem pemandian ini.

“Jaraknya lumayan, dari sumur ke sungai berkisar 100 meter. Agar sungai penuh dengan air, membutuhkan waktu 24 sampai 48 jam. Sumurnya pun sumur umum, jadi bebas dipakai peternak juga diperbolehkan,” ujar dia.

Baca juga:  63 Ton Beras untuk Korban Kekeringan Terganjal Penyusunan Peraturan di Bapanas

Sementara itu, informasi dari Badan Meteorologi klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jawa Tengah atau Jateng, memprediksi Oktober 2023 merupakan puncak dari kekeringan. Diperkirakan awal November berangsur mulai hujan. (cr2/fat)