Pati  

Truk Tambang Disebut Masih Beroperasi di Jam Sekolah

PANTAUAN: Nampak kendaraan pemuat hasil tambang disetop warga saat melintas di jalan Sukolilo-Prawoto, beberapa waktu lalu. (ISTIMEWA/JOGLO JATENG)

PATI, Joglo Jateng – Penambang kapur di Pegunungan Kendeng yang berada di Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati dinilai tak menggubris tuntutan warga sekitar. Pasalnya, lalu lalang kendaraan tambang hingga kini masih terlihat saat jam masuk sekolah.

Padahal sebelumnya, kendaraan tambang diminta berhenti saat jam masuk sekolah. Permintaan tersebut dilayangkan oleh warga sekitar lantaran berpontensi membahayakan keselamatan anak-anak mereka.

“Truk pengangkut tambang masih beroperasi.  Padahal anak-anak sekolah belum sepenuhnya masuk ruangan,” sebut Ketua Perkumpulan Warga Perduli Sosial, Hukum, dan Lingkungan Hidup (Wali-SHL) Pati, Sutrisno, Selasa (10/10/23).

Dirinya menyebutkan ada empat titik pertambangan yang beroperasi di sepanjang jalan Sukolilo-Prawoto. Meliputi 2 tambang di Desa Kedungwinong, 1 tambang di Desa Baleadi dan 1 tambang di Desa Wegil.

Dari keterangannya, ada ratusan kendaraan pemuat hasil tambang yang lalu lalang di sepanjang jalan Sukolilo-Prawoto itu setiap harinya. Bahkan, kata dia, masih banyak kendaraan yang tidak mematuhi peraturan.

Kondisi ini dinilai berdampak buruk terhadap warga sekitar yang rumahnya dekat jalan. Sekaligus tak mempedulikan tuntutan warga yang telah disuarakan berkali-kali.

“Masih ada sekitar 50 hingga 100 truk tambang yang lewat setiap harinya. Truk-truk itu juga banyak yang tidak menggunakan tutup terpal. Dampak debu yang jelas sangat luar biasa,” bebernya.

Sebelumnya, puluhan emak-emak di Desa Wegil menghadang puluhan truk tambang. Mereka merasa kesal dan meminta agar penambangan melakukan penyiraman jalan serta menuntut kendaraan tambang berhenti saat jam masuk sekolah. (lut/fat)