Cegah Perundungan dengan Fokus Sekolah Ramah Anak

ANTUSIASME: Siswa-siswi SMPN 5 Banguntapan menerima penyuluhan yang diberikan oleh guru, berdasarkan paparan materi dari Disdikpora Bantul, beberapa waktu lalu. (HUMAS/JOGLO JOGJA)

BANTUL, Joglo Jogja – Kasus bullying sempat mencuat hingga menjadi pembicaraan di berbagai kalangan. Untuk mengantisipasi kasus tersebut, SMPN 5 Banguntapan menyiapkan strategi khusus kepada siswa-siswi agar kejadian serupa tidak terjadi.

Guru BK SMP N 5 Banguntapan, Ika Rahmawati menyampaikan, telah mengambil langkah-langkah pencegahan perundungan dengan berfokus pada sekolah ramah anak. Ini melibatkan pembuatan tata tertib larangan perundungan dan penekanan menghormati sesama teman.

“Setiap Senin kami selaku kesiswaan selalu mengingatkan anak-anak selalu menghormati sesama teman. Serta melakukan kerja sama antara orang tua dan sekolah, yang ditekankan dalam pertemuan bulanan,” ungkapnya.

Baca juga:  PPP dan Nasdem tak Bisa Bentuk Fraksi Sendiri, DPRD Sleman Gerak Cepat Surati Parpol

Pihaknya menambahkan, saat ada mahasiswa yang melakukan KKN atau magang juga diberikan pemahaman tentang perundungan. Termasuk melalui pengajian rutin Ahad Pahing atau Ahad Legi, yang diselipkan diskusi bertemakan bullying.

“Harapannya anak-anak akan sadar, bahwa melakukan tindakan bullying merupakan hal yang salah. Sekaligus, tidak seharusnya dilakukan kepada rekan-rekannya,” jelasnya.

Lebih lanjut, pihak SD telah bekerja sama dengan beberapa pihak terkait penyuluhan pencegahan perundungan. Seperti dengan Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Bantul, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Bantul dan kepolisian.

Baca juga:  SMP Tahfidz Duta Aswaja Miliki Program Pembibitan Penghafal Al Qur’an

“Kami sendiri senantiasa menindak siswa yang terlibat dalam perundungan, dengan bervariasi tergantung pada jenisnya. Seperti ejek-ejekan atau pelecehan nama orang tua, peringatan dan treatment mandiri akan kami berikan dan diakhiri surat perjanjian perdamaian,” imbuhnya.

Langkah-langkah ini diambil, lanjutnya, untuk mendukung Bantul menjadi kabupaten layak anak. Dengan berkurangnya kasus kekerasan maupun tindak kejahatan yang ada. “Sehingga harapannya sekolah kami akan menjadi salah satu sekolah dengan predikat zero kasus bullying,” tandasnya.(cr11/sam)