KUDUS, Joglo Jateng – Musim tanam pertama (MT-1) padi di Kota Kretek saat ini molor akibat musim kemarau panjang. Rencananya musim tanam yang ditargetkan awal Oktober 2023, molor karena disebabkan mandeknya aliran air irigasi untuk membasahi lahan sawah pertanian.
Kepala Bidang (Kabid) Tanaman Pangan dan Perkebunan Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Kabupaten Kudus, Agus Setiawan menjelaskan, keterlambatan masa tanam ini karena kondisi cuaca yang sangat panas beberapa bulan belakangan. Suhu saat ini bisa mencapai 40 derajat celcius.
“Dengan kondisi itu tingkat penguapan air kan jadi cukup tinggi. Jadi meskipun pembakaran sudah dilakukan, tapi karena kondisi penguapan dan panas yang tinggi sampai Oktober ini pun belum bisa masuk lahan,” ungkapnya.
Pihaknya juga menerima masukan bahwa untuk alternatif beberapa titik Sumber Daya Air (SDA) agar bisa dilakukan melalui pompanisasi di Sungai Juwana. Maka dengan kondisi tersebut akhirnya diambil kebijakan memakai sistem gilir. Antara daerah irigasi Klambu kanan, Klambu kiri dan keselatan selama tiga hari.
“Untuk teknisnya seperti apa kita menyesuaikan kapasitas air yang bisa dialirkan ke lahan itu. Dengan kondisi cuaca seperti ini memungkinkan seperti apa kita tetep mengikuti pola cuaca dari BMKG,” tuturnya.
Selain itu, kata dia, untuk mencegah hal tersebut tak terjadi kembali, pihaknya mulai melakukan beberapa imbauan kepada beberapa petani. Yakni mengenai pentingnya keberadaan sumur dangkal. Terlebih untuk petani yang ekonominya tinggi.
“Kita mengimbau kepada petani agar segera menyiapkan sumur dangkal. Terutama bagi petani yang secara ekonomi mampu. Adanya sumur dangkal, lahan yang belum mendapatkan air irigasi meski masa tanam sudah tiba, maka segera bisa dialiri air menggunakan sumur dangkal,” ucapnya.
Dirinya berharap, jika pemerintah nantinya dapat memprediksi hujan akan turun di pertengahan Oktober maka akan lebih bagus lagi. Meskipun beberapa titik yang sudah dimulai rencanakan di pertengahan memasuki masa tanam.
“Tapi tidak banyak, tapi daerah ujung yang mulai tanam seperti Lambangan. Cuman saya belum cek sejauh mana dan itu hanya informasi tapi detail seperti apa saya mau cek sendiri,” pungkasnya. (cr12/fat)