BANTUL, Joglo Jogja – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggelar pelaksanaan ASEAN Panji Festival 2023, perdana di Gedung Laboratorium Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Jumat (13/10) malam. Bersama dengan delapan negara anggota ASEAN.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid mengungkapkan, festival ini bertujuan untuk mempromosikan warisan budaya Panji (Inao), yang merupakan bagian dari kekayaan budaya beberapa negara anggota ASEAN. Serta, masih banyak orang yang belum mengenal cerita Panji.
“Ini merupakan salah satu epik klasik dalam sastra Jawa yang sangat terkenal di Indonesia dan beberapa wilayah Asia Tenggara. Pada dasarnya cerita Panji tidak hanya mempengaruhi budaya di Jawa. Tetapi di beberapa negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, Myanmar dan sebagainya,” ungkapnya.
Pihaknya menambahkan, cerita tersebut berpotensi besar dalam seni dan budaya Indonesia. Sembilan negara tersebut berpadu untuk menampilkan sajian tari kolaborasi epic romantis yang telah diakui UNESCO, sebagai Memory of the World (MoW) UNESCO pada 31 Oktober 2017.
“Selain itu, pertunjukan hasil kolaborasi dari beberapa negara ini telah dipersiapkan selama kurang lebih dua pekan. Sebelum akhirnya dipentaskan di Gedung Laboratorium ISI Yogyakarta,” imbuhnya.
Lebih lanjut, pertunjukan kolaborasi ini akan dilakukan di empat daerah lainnya. Di antaranya Kediri pada Senin (16/10), Malang Sabtu (21/10), Surabaya Minggu (22/10) dan diakhiri di Solo pada Rabu (25/10).
Sementara itu, Pembantu Rektor III ISI Yogyakarta, Kholid Arif Rozaq menyambut mendukung ASEAN Panji Festival. Sebagai tuan rumah, pihaknya berharap agar semakin banyak masyarakat yang mengetahui tentang kisah cinta Panji Inukertapati dan Dewi Sekartaji.
“Harapan kami, dengan adanya festival ASEAN seperti ini akan lebih memperkenalkan cerita Panji kepada masyarakat luas. Serta mempromosikan kekayaan budaya Panji yang populer di Asia Tenggara, dengan nama Inao dan Bussaba,” jelasnya.(cr11/sam)