409 Kali Gelar GPM, Omzet Tembus Rp 27,5 Miliar

Penjabat (PJ) Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana. (LU'LUIL MAKNUN/JOGLO JATENG)

SEMARANG, Joglo Jateng –  Pemerintah Provinsi Jateng bersama pemerintah kabupaten/kota selama 2023 ini telah menggelar sebanyak 409 kali gerakan pangan murah (GPM) di berbagai tempat. Diperkirakan omzetnya sudah mencapai Rp 27,5 miliar.

Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana menyebut, kegiatan yang dilaksanakan tahun ini melonjak tajam dibandingkan tahun sebelumnya. Pada 2022, kegiatan GPM dilakukan sebanyak 180 kali dengan omzet Rp 8,6 miliar.

“Jawa Tengah kan salah satu lumbung pangan nasional. Produksi padinya melimpah. Sumber pangan lokal juga melimpah. Ini yang terus kami genjot produktivitasnya sebagai langkah mendukung upaya Indonesia menjadi lumbung pangan dunia,” katanya, Senin (16/10/23).

Baca juga:  Peringati Hakordia, ASN Diajak Perangi Korupsi

Nana mengaku GPM dilakukan untuk menyediakan pangan dengan harga terjangkau atau di bawah harga pasar. Pelaksanaan dilakukan oleh Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah bersama dinas yang menangani urusan pangan di 35 kabupaten/kota. Gerakan ini juga berkolaborasi dengan BUMN seperti Bulog, RNI, PPI), BUMD (PT. JTAB), Badan Usaha Milik Petani (BUMP), Poktan, Gapoktan dan pelaku usaha lainnya.

“Ini akan kami lakukan secara berkelanjutan secara bersama untuk memberikan akses pangan yang dapat dijangkau oleh masyarakat,” ucap Nana.

Diketahui pada September 2023 ini, telah terdistribusi sebanyak 196 ton bahan pangan. Selain itu melalui alokasi tambahan anggaran sebesar Rp 650 juta juga akan didistribusikan bahan pangan sebanyak 420 ton melalui kios pangan murah di daerah miskin.

Baca juga:  PGRI Jateng Tuntut Pemerintah Konsekuen, Angkat Guru Honorer jadi PPPK

Sementara untuk subsidi harga pangan, diberikan untuk memangkas selisih dari harga sebenarnya dengan harga yang harus dibayarkan oleh konsumen. Tahun 2023, alokasi anggaran subsidi pangan sebesar Rp 9,7 miliar untuk komoditas beras, jagung, telur, serta bawang merah dan cabai.

Nana mengungkapkan, bantuan kepada petani juga terus digelontorkan melalui Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah. Mulai dari kartu tani, bantuan pupuk, bantuan benih kepada petani, dan bantuan alat mesin pertanian.

Sementara terkait pemberdayaan masyarakat, diversifikasi pangan terus dilakukan. Masyarakat didorong untuk mulai menanam tanaman pangan selain padi. Sebab di Jawa Tengah diketahui ada sekitar 13 jenis sumber pangan nonpadi yang bisa menjadi alternatif pangan.

Baca juga:  Bea Cukai Semarang Serahkan Barang Bukti Mobil Mewah ke Kejaksaan

“Program diversifikasi pangan ini kami juga lakukan secara terpadu bersama dengan TNI-Polri. Khususnya dalam hal memanfaatkan lahan tidur untuk ditanami tanaman pangan,” tandasnya. (luk/gih)