TREN bisnis yang bermula dari hobi banyak dilakoni masyarakat. Demikian pula yang dilakukan oleh Lukman (34), pemuda asal Comal, Kabupaten Pemalang. Awalnya ia hanya menjadi pembeli pakaian bekas, namun kini Lukman sendiri dapat menjualnya.
Sebelumnya ia menjalani pekerjaan sebagai satpam di salah satu bank swasta. Dirinya gemar mengoleksi jaket bekas. Kemudian ada saran dari kawannya, sehingga ia terdorong untuk memulai usaha thrift (pakaian bekas impor).
“Awalnya hanya senang beli jaket bekas. Kemudian karena terlalu sering beli akhirnya jadi numpuk. Dan munculah saran dari teman untuk mulai usaha thrift saja. Mengingat di daerah Comal masih jarang yang buka usaha semacam ini,” jelasnya saat ditemui di Bazzar HUT TNI ke-78 di Alun-alun Pemalang, belum lama ini.
Ia melihat perkembangan thrifting memang sedang populer di kalangan muda saat ini. Apalagi, sebagian pembeli bukan hanya menjadikan pakaian bekas impor ini untuk sekadar digunakan. Melainkan juga dapat dikoleksi. Lukman pun melihat ada peluang besar di bisnis ini.
Meskipun memiliki kios sendiri, Lukman mengaku bahwa omzet terbesarnya justru datang kala ia berjualan di event-event yang menghadirkan banyak pengunjung. Salah satunya pada acara HUT TNI ke-78 yang digelar di Alun-alun Pemalang pada Minggu (15/10/2023).
“Kalau ikut jualan di event semacam ini bisa lebih banyak omzetnya. Paling tidak ya sehari sampai dua juta, dan saya juga belum menggunakan online untuk berjualan. Karena ya masih bisa tetap laris,” ungkapnya.
Untuk harga yang dipatok, lanjutnya, tergantung dari mana pakaian itu berasal. Biasanya pakaian dari Jepang lebih mahal dibandingkan negara lainnya. (fan/mg4)