KOTA, Joglo Jogja – Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta terus berkomitmen mengurangi produksi sampah dan mengolah sampah organik di 29 pasar se Kota Yogyakarta. Di mana pihaknya mencoba mengunakan bioferti untuk mengurai sampah organik untuk dibuat kompos sehingga menjadi lebih cepat.
Ketua Tim Kerja Kebersihan dan Keamanan Pasar Rakyat Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta selaku Ketua TPS3R Pasar Giwangan, Kelik Novidwyanto Wibowo menyebutkan, TPS3R Pasar Giwangan mampu mengolah sampah organik melalui gerakan Mbah Dirjo sebesar 300 kg sampah per hari.
“Berbagai macam upaya kami lakukan untuk mengurangi volume sampah pasar di Kota Yogyakarta, untuk sampah anorganik kami pilah dan untuk sampah organik ada beberapa macam yaitu rumah komposter dengan mesin pencacah, biopori jumbo 14 titik dan 9 titik ukuran kecil. Kami juga pernah melakukan pengolahan metode eco enzyme, serta bekerja sama dengan peternak untuk pakan ternak,” ungkapnya, Selasa (17/10).
Kelik menambahakan, berbagai upaya terus dilakukan TPS3R Pasar Giwangan untuk menurunkan volume sampah yang dibuang di TPST Piyungan dengan melakukan kerja sama dengan berbagai pihak. Sejak penutupan TPST Piyungan, TPS3R Pasar Giwangan mencoba untuk bekerja sama dengan tim satgas pengelola sampah organik Fakultas Biologi UGM.
“Pengolahan sampah organik dengan biopori kan belum maksimal, jadi kami menjajaki kerjasama dengan stakeholder lainnya yaitu LSM Lestari, Grup Sambatan Jogja, Bank Sampah DIY dan PIAT UGM,” terangnya.
Satgas Pengelola Sampah Organik Fakultas Biologi UGM menawarkan penggunaan Bioferti 2023 untuk mempersingkat pemrosesan sampah organik di Pasar Rakyat. Bioferti 2023 merupakan hasil produksi Fakultas Biologi UGM yang telah terbukti memberikan hasil dekomposisi sampah organik menjadi kompos lebih singkat dari produk pabrikan yang ada.
“Kemarin kami diberikan lima liter bioferti 2023, cairan ini digunakan sebagai campuran pengganti kalau dari pabrikan itu seperti EM4. Dengan penggunaan bioferti 2023 diklaim sampah menjadi kompos dalam waktu 14 hari, kalau dengan produk pabrikan kisaran satu sampai dua bulan,” jelasnya. (riz/all)