Figur  

Bangga, Paparkan Mini Research di Negeri Jiran

Taqifa Auliya Afifah
Taqifa Auliya Afifah. ( (DOK. PRIBADI/JOGLO JOGJA)

MINI research menjadi salah satu tugas atau langkah yang dapat dilakukan mahasiswa untuk memudahkan dalam melakukan penelitian utama. Biasanya dalam penyusunan karya ilmiah ataupun skripsi mahasiswa membutuhkan hal tersebut.

Dengan adanya mini riset, hal itu akan membantu mahasiswa dalam menentukan topik penelitian dan kesesuaian keadaan saat ini. Dalam hal ini, Taqifa Auliya Afifah juga melakukan hal itu untuk sebuah karyanya.

Dengan langkah-langkah tersebut bahkan mahasiswa prodi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta itu menemukan passionnya, dan mendapatkan kebanggaan tersendiri. Pasalnya Taqifa berhasil mempresentasikan hasil mini risetnya berjudul Religious Mental Health: A Shift in Psychological Authority in Islam di hadapan majlis ilmu di Departemen of Theology and Philosophy di Universitas Kebangsaan Malaysia pada bulan Agsutus lalu.

Baca juga:  Hobi Fotografi sejak SMA

Dengan menggunakan jenis penelitian kepustakaan, penelitian Tsaqifa berfokus pada dua bentuk data yaitu data primer dan data sekunder. Konsep Integrasi-Interkoneksi yang digagas oleh Amin Abdullah diterapkan dalam kajian ini untuk menghubungkan antara kajian ilmu psikologi dengan kajian ilmu keislaman yang berfokus pada konsep kajian mental sehingga menghasilkan istilah baru yaitu “Kesehatan Mental Religius”.

“Dengan menggunakan mini riset akhirnya saya dapat mengetahui pemikiran atau gagasan saya mengenai suatu permasalahan yang sebelumnya tidak saya pahami. Ini merupakan kebanggan tersendiri bagi saya dapat diberi kesempatan menyampaikan hasil gagasan di Malaysia,” terangnya kepada Joglo Jogja, Rabu (18/10).

Baca juga:  Tertarik Berbisnis Sejak Kuliah, Kini Cihan Punya Galeri Sendiri

Lebih lanjut ia mengungkapkan, tujuan utama mini riset adalah untuk membantu mahasiswa yang kesulitan dalam melakukan penelitian. Dengan adanya mini penelitian harapannya kita dapat menuangkan ide kreatif ke dalam bentuk tulisan. Sehingga kedepannya dapat membantu melakukan penelitian yang sebenarnya.

Dalam mini risetnya itu, ia mengaku menggunakan konsep Integrasi-Interkoneksi yang digagas oleh Amin Abdullah. Hal itu dilakukan, untuk menghubungkan antara kajian ilmu psikologi dengan kajian ilmu keislaman, yang berfokus pada konsep kajian mental telah melahirkan istilah baru yang berupa “Kesehatan Mental Religius”.

Baca juga:  Terus Berinovasi Kembangkan Produk

Menurut hasil resitnya, Tsaqifa menjelaskan bahwa kesehatan Mental Religius bekerja pada konsep keserasian antara fungsi-fungsi kejiwaan dalam diri sendiri, orang lain, dan lingkungan secara dinamis berdasarkan Al-Qur’an sebagai pedoman. “Kesehatan Mental Religius, menekankan pada konteks ketenangan hati, batin, dan jiwa. Karena, ketenangan adalah pokok kesehatan jasmani dan rohani,” tutupnya. (bam/all)