Figur  

Kampanye Cegah Pernikahan Dini

Nikei Farah Toh
Nikei Farah Toh. (DOK. PRIBADI/JOGLO JATENG)

TUGAS besar diemban oleh Nikei Farah Toh (17) setelah berhasil meraih Juara 1 Duta Generasi Berencana (Genre) tingkat Kabupaten Pati. Perempuan berparas cantik ini diberikan amanah untuk memberikan contoh bagi generasi muda. Tanggung jawab menyandang gelar duta genre tersebut harus dirinya jalankan dengan baik. Salah satunya untuk mengajak anak muda seumurnya agar tidak menikah di usia dini.

“Jelas tidak mudah tugas ini. Harus pintar-pintar dalam berkampanye kalau pernikahan dini ini tidak baik. Harus bisa menjelaskan dampak buruknya. Seperti kesiapan mental dan ekonomi,” kata dia, Rabu (18/10/23).

Baca juga:  Maksimalkan Kemampuan, Runa Raih Juara II Speech Contest Tingkat SMA

Meskipun tugasnya tidak mudah, siswi SMAN 3 Pati itu harus bisa memberikan peranan positif bagi anak muda di daerahnya. Mengingat angka pernikahan dini di Pati terbilang cukup tinggi.

“Tentunya inginnya bisa berpartisipasi untuk mengajak anak-anak muda. Supaya bisa mengurangi angka pernikahan dini di Kabupaten Pati. Jadi harus ada sosok yang bisa berkampanye,” tuturnya.

Selain masalah pernikahan dini, gadis yang akrab disapa Nike ini juga memiliki peranan dalam mengurangi angka kenakalan remaja. Hal tersebut bertujuan untuk mencetak generasi yang memiliki rencana untuk masa depan. Mulai dari rencana pendidikan hingga rencana berkeluarga di masa depan.

Baca juga:  Manfaatkan Jaringan dalam Berkarir

“Dengan memiliki remaja yang berencana, supaya terhindar dari seks bebas, kawin bocah, narkoba dan lainnya. Sehingga nantinya akan terbentuk remaja yang berkualitas,” imbuhnya.

Dia berharap bisa menjalankan peranan sebagai contoh anak muda di daerahnya. Mengingat, perjuangannya untuk mendapatkan duta genre itu juga tidak mudah.

“Awalnya ikut pemilihan duta genre karena dorongan dari guru di sekolah. Tapi saya harus  bisa menjadi motivator di kalangan remaja. Perannya yaitu memberikan wawasan tentang kesehatan reproduksi. Harapannya juga bisa menciptakan remaja bebas narkoba, tidak HIV, dan tak bebas pergaulannya. Tapi itu sulit perlu proses,” pungkasnya. (lut/mg4)