Pemkab Sleman Dorong Pengelolaan Air Limbah Domestik

BERI DUKUNGAN: Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo saat menghadiri kegiatan penguatan kapasitas pengelolaan air limbah domestik di Lor Kreteg Resto, Sardonoharjo, Ngaglik Sleman, Rabu (18/10). (ISTIMEWA/ JOGLO JOGJA)

SLEMAN, Joglo Jogja – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman terus mendorong dan melakukan penguatan kapasitas pengelolaan air limbah domestik di wilayah Bumi Sembada. Hal itu dilakukan, sebab pengelolaan air limbah domestik dinilai dapat menekan berbagai potensi penyakit.

Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo mengungkapkan, pemkab mendukung penuh kegiatan penguatan kapasitas yang sudah dilakukan selama ini. Menurutnya, pengelolaan air limbah domestik penting diterapkan dengan cara yang baik dan benar untuk menghindari berbagai potensi penyakit yang ditimbulkan. Selain itu, juga dapat meningkatkan taraf kesehatan warga.

Baca juga:  Forkom UMKM Sleman Jadi Wadah Perluasan Jejaring

“Salah satu masalah yang timbul kalau tidak dilakukan dengan baik adalah bisa menyebabkan stunting. Karena bakteri dari limbah air yang tidak dikelola dengan baik bisa mencemari sumber air di sekitarnya yang digunakan untuk air minum,” terangnya, di Lor Kreteg Resto, Sardonoharjo, Ngaglik Sleman, Rabu (18/10).

Kustini menambahkan, sangat mengapresiasi dengan kinerja para Kelompok Pengelola dan Pemanfaat (KPP). Pasalnya, upaya pengelolaan air limbah kata Kustini, tidak bisa dilakukan hanya oleh pemerintah saja, melainkan harus ada peran aktif dari kelompok masyarakat.

“Silahkan nanti kalau panjenengan punya kebutuhan apa disampaikan saja, nanti kita koordinasikan. Karena tanpa peran dan bantuan panjenengan semua, kita tidak bisa mengelola limbah domestik secara menyeluruh” ungkapnya.

Baca juga:  Pelestarian Budaya Harapkan Perkuat Kerukunan & Kebersamaan

Sementara itu, Seksi Pengelolaan Air Limbah DLH Sleman, Tohari menjelaskan, penguatan kapasitas pengelolaan air limbah domestik tahun ini diikuti oleh 65 ketua KPP IPAL komunal dari berbagai wilayah di Sleman.

“Adapun KPP yang terlibat dalam kegiatan ini berasal dari Sleman timur-utara, diantaranya Sleman, Turi, Tempel, Ngemplak, Cangkringan, Ngaglik, Kalasan, dan Prambanan,” pungkasnya. (bam/all)