KUDUS, Joglo Jateng – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus menyebutkan, musim kemarau yang melanda beberapa bulan belakangan ini memicu terjadinya kebakaran di beberapa wilayah tertentu. Hal ini dibuktikan dengan terjadinya kebakaran di wilayah yang sukar diakses seperti Lereng Gunung Muria dan lainnya.
Pj Bupati Kudus, Bergas Catursasi Penanggungan menyampaikan, bisa jadi kemaru menjadi salah satu pemicu kebakaran. Namun pihaknya juga tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada.
“Namanya kekeringan itu mungkin bisa juga pemicu dari kebakaran. Tinggal bagaimana kita memberikan imbauan, bisa juga faktor alam, faktor non alam, atau manusianya,” ungkapnya saat ditemui belum lama ini.
Kendati demikian, Bergas menilai, kekeringan saat ini masih bisa dikendalikan. Dibanding dengan masa puncak musim kemarau pada 2019 yang lalu. Saat itu, jumlah terdampak musim panas sangat luas. Namun saat ini masih bisa dikendalikan dengan suplai air bersih.
“Disini ada beberapa desa yang terkena dampak kekurangan air bersih yang masih bisa disuplai. Selain itu, komitmen teman-teman perusahaan dari CSR juga ada,” ungkapnya.
Ia menilai, saat ini belum ada masalah yang krusial yang tak bisa diatasi. Pasti bisa diatasi. Ditanya mengenai belum adanya rencana peningkatan status tanggap darurat, Bergas menjawab, jika berbicara mengenai tanggap pada saat air sudah tersalurkan itu sudah tanggap sebetulnya.
“Nah hal itu berbeda sama siaga, kalau itu kan belum terjadi sesuatu yang dilakukan. Tapi saat air sudah terdistribusi itu sebetulnya sudah bicara tanggap,” pungkasnya. (cr12/fat)