Lestarikan Budaya Daerah, Mahasiswa KKN UIN Walisongo Ikuti Latihan Kuda Lumping di Desa Samban

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler Posko 7 UIN Walisongo Semarang
LESTARIKAN SENI DAERAH: Mahasiswa KKN Reguler Posko 7 UIN Walisongo Semarang usai mengikuti latihan kesenian Kuda Lumping di Desa Samban, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang bersama pemuda setempat, Rabu (18/10/2023). (DOK. PRIBADI/JOGLO JATENG)

SEMARANG, Joglo Jateng – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler Posko 7 UIN Walisongo Semarang mengikuti latihan kesenian Kuda Lumping di Desa Samban, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang. Kegiatan yang dilakukan pada Rabu (18/10/2023) itu bertujuan untuk melestarikan budaya daerah.

Sukamto selaku pelatih mengungkapkan, kelompok latihan kuda lumping ini sudah berdiri sejak 1995 dan diberi nama Mudolaras (anak muda yang laras atau menyukai kesenian).

“Kesenian kuda lumping merupakan satu-satunya kesenian yang masih aktif di Desa Samban ini,” ujarnya.

Diketahui, kuda lumping juga disebut jaran kepang atau jatilan adalah tarian tradisional Jawa yang berasal dari Ponorogo, Jawa Timur. Tarian ini menampilkan sekelompok prajurit yang tengah menunggang kuda.

Baca juga:  Mahasiswa KKN UIN Walisongo Tanamkan Filosofi ‘Jas Merah’ melalui Nobar Film Sang Kiai

Kuda lumping adalah seni tari yang dimainkan dengan properti berupa kuda tiruan, yang terbuat dari anyaman bambu atau bahan lainnya dengan dihiasi rambut tiruan dari tali plastik atau sejenisnya yang di-gelung atau dikepang, sehingga masyarakat Jawa sering menyebutnya sebagai jaran kepang.

Sukamto mengungkapkan, tidak ada satupun catatan sejarah yang mampu menjelaskan asal mula tarian ini. Sedangkan yang ada hanya riwayat verbal yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Di desanya, latihan kuda lumping dilaksanakan sebanyak tiga kali dalam sepekan, yaitu pada Sabtu malam, Rabu malam, dan Minggu malam.

Baca juga:  Mahasiswa KKN UIN Walisongo Adakan Nobar Series Nussa dan Rara, Tanamkan Toleransi pada Anak

Mahasiswa KKN Posko 7 UIN Walisongo Semarang beserta dengan Pemuda Karang Taruna dan masyarakat setempat baik dari kalangan ibu-ibu maupun anak-anak mengikuti latihan kuda lumping.

Latihan akan dilakukan sesering mungkin untuk persiapan acara besar, yaitu pentas yang dilakukan pada 5 November 2023 mendatang dan akan diikuti oleh semua kalangan baik ibu-ibu maupun anak-anak. Mereka akan menampilkan lima sampai tujuh tarian, tergantung durasi pentas yang berlangsung.

Kelompok kesenian Mudolaras sangat antusias menunggu datangnya acara pentas yang akan dilaksanakan ini.

“Kami benar-benar mempersiapkan acara pentas ini dengan persiapan yang matang. Kami juga sudah memesan atribut untuk kostum kami dan membeli kain jarik yang baru, agar tampilan kami semakin luar bagus dan indah” ujar Sukamto.

Baca juga:  Hijaukan Desa, Mahasiswa KKN UIN Walisongo Lakukan Aksi Tanam Pohon Bersama Masyarakat

Sementara itu, Koordinator KKN Posko 7, Diki mengatakan, pihaknya akan terus ikut serta dalam rangkaian acara dan membantu menyukseskan acara pentas yang akan datang di Desa Samban ini.

“Kegiatan latihan kesenian kuda lumping diikuti dengan sangat antusias teman teman KKN dan masyarakat. Kegiatan tersebut sangat luar biasa, baik muda maupun tua turut serta dalam melestarikan kesenian ini,” demikian kata dia. (*/mg4)