Miliki Peran dan Banyak Harapan Dipundak Santri

ATRAKTIF: Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo saat melepas kirab dalam rangka peringatan Hari Santri 2023 di Lapangan Denggung, Minggu (22/10/23). (HUMAS/JOGLO JOGJA)

YOGYAKARTA, Joglo Jogja – Di momen Hari Santri pada Minggu (22/10) dengan tema Jihad Santri Jayakan Negeri, mempunyai banyak harapan dan peran yang ada di pundak mereka. Di antaranya digadang-gadang menjadi agen perubahan di masyarakat, pilar agama dan keilmuan sebagai motor penggerak kemajuan bangsa.

Peringatan Hari Santri sendiri dilakukan serentak di Daerah Istimewa Yogyakarata (DIY), seperti di Kabupaten Sleman dan Bantul. Dengan menggelar apel bersama seluruh santri yang ada di kabupaten masing-masing.

Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo mengatakan, sebanyak 2.500 santri dari 47 pondok pesantren se-Kabupaten Sleman melaksanakan upacara bendera dan kirab di Lapangan Denggung, Minggu (22/10). Pihaknya mendorong para santri menjadi agen perubahan di masyarakat.

Baca juga:  Simantap Sejagat Jadi Lima Inovasi Terbaik se-Indonesia

“Santri juga diharapkan menjadi panutan dan menciptakan toleransi, serta kerukunan di. Serta, peringatan ini bukan milik santri semata, Hari Santri adalah milik kita semua, seluruh komponen bangsa yang mencintai tanah air,” terangnya.

Menurutnya, semangat para santri untuk terus berjuang membangun kejayaan negeri, dengan jihad intelektual di era transformasi digital. Sekaligus membangun perekonomian, mendorong kemajuan peradaban, menjaga kerukunan dan keutuhan NKRI.

“Harapannya dengan berbagai latar belakang, mereka siap sedia untuk mengabdikan tenaga, pikiran, kemampuannya dan hidupnya secara maksimal untuk bangsa dan negara. Di samping itu, juga tidak melupakan tugas utamanya, yaitu menjaga dan mensyiarkan Islam,” tegasnya.

Baca juga:  Anugerah Kebudayaan Sleman 2023, Penghargaan bagi Para Pelestari Budaya
ANTUSIAS: Ribuan santri se-Kabupaten Bantul antusias mengikuti apel Peringatan Hari Santri, Minggu (22/10/23). (JANIKA IRAWAN/JOGLO JOGJA)

Sementara itu, Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menyampaikan, ribuan santri juga memenuhi Alun-alun Paseban Bantul dalam peringatan tersebut. Yang diharapkan, mampu  menjadi pilar agama dan keilmuan sebagai motor penggerak kemajuan bangsa.

“Semangat jihad para santri dalam menjalankan ajaran agama dan berjuang untuk negara sangat patut diteladani. Semoga dengan ini, semangat kita untuk membela dan membangun Indonesia dalam berbagai bidang selalu kita kobarkan. Sebagaimana para santri yang gigih berjuang dalam resolusi jihad melawan penjajah,” ungkapnya.

Selain itu, ini juga untuk mengenang perlawanan para santri dan Kiai kepada penjajah yang berusaha menduduki kembali Indonesia pasca proklamasi kemerdekaan. Kemudian Kiai Hasyim Asy’ari menyerukan resolusi jihad pada 22 Oktober 1945 di Surabaya, dan terdapat poin penting yang ditekankan. Yaitu wajib bagi seluruh umat Islam terutama santri membela negara dari segala bentuk penjajahan.

Baca juga:  Pemkab Sleman Raih Penghargaan Tertib Ukur dari Kemendag

“Namun, jihad sendiri bukan sebatas pertempuran fisik, melainkan perjuangan keseluruhan menguatkan iman, memperdalam ilmu pengetahuan, memperbaiki diri dan turut berkontribusi bagi kemajuan bangsa. Sebagai perenungan peran pilar agama dan keilmuan. Harapannya, mereka lebih terlibat dan bisa menjadi motor penggerak kemajuan bangsa,” pungkasnya.(bam/cr13/sam)