KUDUS, Joglo Jateng – Kabupaten Kudus mengambil sejumlah langkah untuk menjaga ketersediaan kebutuhan pokok masyarakat (Kepokmas) di musim kemarau. Hingga saat ini, cadangan beras masih tersedia untuk menjaga pasokan pangan guna mengatasi permasalahan inflasi.
Penjabat (Pj) Bupati Kudus, Bergas Catursasi Penanggungan mengungkapkan, pasokan cadangan beras yang berada di gudang masih aman untuk beberapa waktu kedepan. Terlebih Kudus berada dalam kawasan wilayah inflasi.
“Meskipun di Kudus termasuk dalam enam daerah yang terkena inflasi tertinggi di Jawa Tengah. Karena pengaruh dari pertumbuhan perekonomian,” ungkapnya.
Pihaknya menambahkan, selain pengecekan cadangan beras, untuk mengatasi permasalahan inflasi bahan pangan di musim panas juga melakukan operasi pasar. Operasi pasar yang dilakukan juga menyangkut harga dari beberapa bahan pangan yang dianggap meroket.
“Kami juga memberikan beberapa bantuan bahan pangan kepada masyarakat. Karena memang di beberapa wilayah harganya tinggi. Jadi pemberian bantuan juga menjadi bagian dari upaya untuk mengatasi potensi masalah harga pangan di wilayah tersebut,” jelasnya.

Senada dengan pernyataan Pj Bupati, Kepala Bidang Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus, Didik Tri Prasetiyo menambahkan, pihaknya rutin melakukan pemantauan stok dan harga bahan pangan untuk menjaga kestabilan barang di musim kemarau agar tidak mengalami inflasi.
“Fokus utamanya berupa harga beras, telur ayam, cabai merah, bawang merah, bawang putih, gula pasir, dan minyak goreng. Hal ini kami lakukan agar roda perputaran ekonomi terus berlanjut, dan ketersediaan bahan pangan dapat tercukupi,” ungkapnya.
Pihaknya menambahkan, pemantauan ini dilakukan karena beberapa barang tersebut dianggap sebagai komoditas yang memiliki potensi untuk memicu inflasi, yang mengakibatkan barang susah untuk didapatkan dengan harga meroket.
“Maka dari itu, kami senantiasa berkoordinasi bersama pihak Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) setiap hari senin. Agar dapat menjaga stabilitas harga dan pasokan pangan selama musim kemarau. Terlebih kenaikan beberapa harga bahan pangan tidak dapat diprediksi,” Pungkasnya. (cr11/sam)