Kudus  

Tiga Sekolah di Kudus Raih Penghargaan Adiwiyata Tingkat Nasional

PENGHARGAAN: Kepala Disdikpora Kudus, Harjuna Widada (kiri) bersama Kabid Pembinaan dan Pengembangan Kapasitas Lingkungan Hidup, Sri Wahjuningsih (kanan) mengapit tiga kepala sekolah yang berhasil mendapatkan predikat Sekolah Adiwiyata Nasional, beberapa waktu lalu. (ISTIMEWA/JOGLO JATENG)

KUDUS, Joglo Jateng – Tiga sekolah di Kabupaten Kudus sukses meraih Penghargaan Adiwiyata Nasional. Prestasi ini diperoleh karena sekolah tersebut memenuhi syarat yang menjadi indikator penilaian oleh Pemerintah Pusat.

Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Pemukiman, dan Lingkungan Hidup (PKPLH) Kudus melalui Kepala Bidang Pembinaan dan Pengembangan Kapasitas Lingkungan Hidup, Sri Wahjuningsih mengatakan, terdapat tiga sekolah yang menerima penghargaan adiwiyata nasional. Sekolah itu adalah SMP 3 Bae, SMP 4 Bae, dan SMP IT Al Islam Kudus.

“Saya dan bapak kepala Disdikpora menghadiri penerimaan Adiwiyata Nasional dan Mandiri tahun 2023 di Gedung Manggala Wanabakti Jakarta Pusat ,” ungkapnya kepada Joglo Jateng.

Selain itu, kata Sri Wahjuningsih turut hadir pula tiga kepala sekolah dan tiga guru yang menangani Adiwiyata. Sedangkan untuk penghargaan Adiwiyata Mandiri saat ini belum ada di Kudus.

“Kalau Adiwiyata Mandiri belum ada hanya Adiwiyata Nasional saja. Kemarin yg mendapatkan penghargaan Adiwiyata Mandiri mendapatkan bantuan berupa mesin. Sedangkan Adiwiyata Nasional hanya memperoleh berupa piagam penghargaan,” tuturnya.

Menurutnya, untuk sekolah Adiwiyata ada beberapa tingkatan penghargaan yaitu adiwiyata kabupaten, provinsi, nasional dan mandiri. Untuk tahun ini, Adiwiyata Mandiri belum ada di Kudus.

PROGRAM: Omah Jamur Tiram SMP 3 Bae menjadi salah satu program unggulan yang telah memberi kebermanfaatan di berbagai pihak dan mampu menjadikan sekolah tersebut mendapat predikat Sekolah Adiwiyata Nasional.

Indikator penilaian kategori Adiwiyata Mandiri sekolah tersebut harus bisa memberikan sosialisasi paling tidak dua sekolahan. Penilaiannya akan dilakukan oleh tim penilai dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bahwa sekolah itu sudah layak menjadi sekolah adiwiyata mandiri atau belum.

“Untuk reward sekolah Adiwiyata Mandiri salah satu program dari KLHK yaitu Asian School di luar negri dengan mengajak sekolah yang sudah berpredikat Adiwiyata Mandiri. Kabupaten Kudus hingga saat ini belum memiliki kesempatan dalam pemenuhan program dari KLHK tersebut. Tapi kami ada rencana menuju kesana dan tentunya harus dilakukan persiapan dan perencanaan yang matang” ujarnya.

Diketahui, untuk jumlah penghargaan yang menerima adiwiyata nasional dan adiwiyata mandiri sebanyak 429 peserta sekolah yang tersebar di seluruh Indonesia. Penghargaan diberikan secara langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya.

Kedepannya, diharapkan Kabupaten Kudus tidak hanya tiga sekolah saja yang menerima penghargaan. Tetapi semakin banyak sekolah yang menerima penghargaan tersebut. Namun, hal itu harus dibutuhkan komitmen yang tinggi untuk meraihnya. Diantaranya komitmen akan lingkungan sekolah yang bersih, pengelolaan sampah terkelola dengan baik dan memiliki Ruang Terbuka Hijau (RTH).

“Demi terwujudnya hal tersebut, hendaknya semua elemen di sekolah spt kepala sekolah, guru, pelajar dan semuanya harus ikut berpartisipasi,” pungkasnya. (cr12/fat)