PEMANAH asal Kota Gudeg Arif Dwi Pangestu berhasil menyumbangkan satu medali perunggu di Asian Games 2022 di Fuyang Yinhu Sports Centre, Hangzhou, China, Jumat (6/10). Turun di nomor recurve beregu putra bersama Riau Ega Agata Salsabilla dan Ahmad Khoirul Baasith.
Bagi Arif Dwi Pangestu, Asian Games ini adalah pengalaman pertamanya. Meskipun tidak sebesar world cup tapi ia benar-benar mendapatkan feel-nya di ajang ini. Hal itu lantaran para pesaing di world cup juga bertanding di Asian Games ini.
Pada perebutan tempat ketiga, tim recurve putra tampil mengesankan. Mereka menang telak dengan skor 56-55, 55-54, dan 58-54 atas Bangladesh yang diperkuat Md Sagor Islam, Md Ruman Shana, serta Mohammad Hakim Ahmed.
“Alhamdulillah tentu senang dapat medali perunggu. Lawan Bangladesh tidak ada kendala sih karena kami sudah tahu celahnya, jadi kami main enjoy saja,” terangnya.
Di perempatfinal mereka menang atas Iran 6-2. Lalu, melawan Korea Selatan di semifinal tapi kalah. Sebab menurutnya tim Korea Selatan itu adalah tim yang bagus. Karena mereka bisa setara dalam satu tim dan bisa saling menutupi antar individu.
Akhirnya Arif dan kawan-kawannya harus rela menyerah dengan skor 56-57, 53-58, dan 55-58. “Dari dulu yang masih ketat di Asia itu Korea Selatan, kebetulan ketemunya kemarin di semifinal. Dan ditambah, pas lawan Korea Selatan sempat gerimis mendung gitu,” ungkapnya.
Arif membeberkan, biasanya di turnamen-turnamen sebelumnya, tim recurve putra diperkuat oleh trio Riau Ega Agatha, Arif Dwi, dan Alviyanto Bagas Prastyadi. Namun, pada ajang Asian Games kali ini, Bagas absen karena gagal lolos kualifikasi. Posisinya pun diganti Ahmad Khoirul. Karenanya butuh waktu untuk menyatukan chemistry dalam satu tim.
Trouble yang dimaksud Arif Dwi yakni dia merasa kurang enjoy dan terlalu hati-hati saat kualifikasi. Ditambah, angin di lokasi pertandingan juga tidak bersahabat.
Sehingga dari hal tersebut, Arif menjadi ragu sama panahnya sendiri. Karena menurutnya anginnya itu enggak terlalu sepoi-sepoi dan membuat panahnya ikut kebawa angin. Pada saat yang sama Arif juga tidak tahu kekuatan atau speed anginnya.
Arif Dwi juga mengaku di ajang tersebut, awalnya membawa full team divisi recurve putra yang berisikan ada empat orang. Sebab menurutnya kalau di ajang SEA Games diambil dua terbaik dan di Asian Games semua bisa main. Tapi ternyata ada peraturan baru yang hanya diambil dua terbaik dalam ajang tersebut seperti SEA Games.
“Pas kualifikasi ya itu ada trouble jadi saya nomer tiga, Bagas nomer empat. Regunya diambil tiga terbaik karena ini ditentukan dari awal sistemnya open jadi kayak siapa paling baik itu yang main,” bebernya.
Ajang Asian Games 2022 ini menjadi yang pertama bagi Arif Dwi Pangestu. Meski gagal mencapai target emas. Tapi menurut Arif hasil itu tidak terlalu buruk dan cukup positif. Apalagi, dalam ajang tersebut Indonesia juga harus menghadapi lawan-lawan berat.
Walaupun target pribadi Arif Dwi untuk meraih satu emas beregu dan satu medali di individu belum terpenuhi. Arif mengaku tetap bersyukur atas perolehannya itu.
“Saya tidak main di nomer individu karena diambil dua terbaik dari masing-masing negara. Kalau sistem ranking sebenarnya masuk tapi karena di ambil dua terbaik jadi saya tidak ikut,” tutupnya. (bam/all)