Kudus  

Festival Bahasa Jadi Ajang Cari Bakat Literasi Siswa

FOKUS: Peserta lomba sedang menulis cerpen di Festival Bahasa SMP di PBG Kudus, Senin (30/10/23). (UMI ZAKIATUN NAFIS/JOGLO JATENG)

KUDUS, Joglo Jateng – Gelaran even Bulan Bahasa masih digelar di akhir Oktober 2023 ini. Kemarin, MGMP SMP Bahasa Indonesia kembali menggelar agenda Festival Bulan Bahasa dan Sastra Indonesia di PBG Kudus. Even tahunan ini digelar mulai 29 – 30 Oktober 2023 yang diikuti guru seluruh SMP se Kabupaten Kudus.

Ketua MGMP Bahasa Indonesia, Sugiarto, menjelaskan, ada tiga cabang yang dilombakan. Baca puisi, cipta cerpen, dan pidato. Di hari sebelumnya, lanjut dia, ada parade puisi yang diikuti 40 guru di Kudus.

“Untuk tahun ini delegasi masing-masing lomba hanya dua peserta. Karena mempersingkat waktu. Mengingat tahun kemarin tidak ada batasan peserta sehingga pelaksanaan lomba selesai sore hari,” jelas Sugiarto di PBG Kudus Senin, (30/10/2023).

Sedangkan, lanjut dia, untuk pemilihan tempat masih sama. Rencana ke depan, Sugiarto memilih lokasi perlombaan dengan bergantian di masing-masing sekolah.

“Hal ini kita lakukan untuk bisa lebih akrab. Tentunya saling mengenal sekolah satu dengan yang lain. Tapi ini masih tahap rencana,” ujarnya.

Dikatakan Sugiarto, pentingnya Festival Bahasa ini tentu untuk menggali dan melihat potensi siswa dalam bidang literasi. Dengan tema besar yakni mewujudkan profil pancasila menuju Indonesia emas sesuai dengan capaian kurikulum merdeka.

“Ini bisa menjadi salah satu alternative mengetahui tolak ukur literasi di Kudus. Tidak hanya itu, Anak-anak juga terlatih membaca situasi lingkungan sekitar. Sehingga mampu bersaing dan berkompetisi dengan cerdas,” katanya.

Di samping itu, Pendamping Peserta Lomba, SMP 1 Kaliwungu, Nur Mella Sari, mengaku optimis dapat juara di beberapa cabang lomba. Pihaknya memastikan persiapan dan penampilan peserta sudah maksimal.

“Kami sudah persiapkan ini selama dua minggu. Lebih matang persiapannya karena di sekolah juga sudah menggelar Festival Bahasa. Beberapa lombanya hamper sama, sehingga tak perlu kesulitan mencari bakat anak,” ungkapnya.

Sebagai pembimbing ia juga menghimbau peserta agar tidak perlu grogi di depan peserta lain. Sebab, kata Mella, materi bisa dipelajari.

“Kalau meminjam statemen dari Kepala Sekolah kami. Anak desa tidak usah minder, tapi juga tidak boleh sombong,” tandasnya.

Peserta Lomba Baca Puisi, Feli Ristiya Kelas 7, mengaku grogi usai membacakan puisi berjudul Nyanyian Kemerdekaan karya Ahmadun Yosi Herfanda. Ia berbagi tips jika grogi bisa diatasi dengan minum air putih dan baca shalawat.

“Tetep tampil maksimal, meski grogi. Tapi karena udah mateng persiapan jadi optimis juara,” pungkasnya. (cr8/fat)