KUDUS, Joglo Jateng – Memasuki tahun kedua sebagai sekolah penggerak, SDIT Faidlurrahman bersama Gugus Raden Setro melakukan pengimbasan kepada beberapa sekolah di Kecamatan Dawe.
Ini merupakan ketiga kalinya SDIT Faidlurrahman menggelar pengimbasan. Diikuti oleh guru kelas 2 dan kelas 5 dari masing-masing sekolah, ditambah 1 guru kelas 1 dari SD 4 Bae.
Gugus Raden setro sendiri terdiri atas 5 anggota sekolah yaitu SD 4 Lau sebagai sekolah inti, dan aggotanya meliputi SD 1 Lau, SD 3 Lau, SD 5 Margorejo dan SDIT Faidlurrahman.
Kepala SDIT Faidlurrahman, Titik Puji Rahayu menjelaskan, pada pengimbasan pertama yang dilakukan Gugus Raden Setro membahas terkait penyusunan modul ajar. Tindak lanjut dari pengimbasan tersebut, kata dia, ada pembagian tugas dengan sekolah dan anggota Gugus Raden Setro untuk menyusun modul ajar per mata pelajaran.
“Dan tersusunlah modul ajar semua mapel untuk semester genap tahun 2022/2023. Sedangkan, pengimbasan yang kedua mengkaji tentang pembuatan rapor P5 untuk kelas 1 dan kelas 4,” jelasnya di sela agenda Pengimbasan Program Sekolah Penggerak pada Senin, (30/10/2023).
Titik menyebutkan, pengimbasan pada tahun ini membahas terkait Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Juga hasil lokakarya yang diikuti pada bulan lalu. Melalui ini, lanjut dia, berbagi pengetahuan dari kegiatan lokakarya.
“Mengajak kepada guru kelas 2 dan kelas 5 untuk memahami tentang P5. Dan memenuhi tugas serta program dari sekolah penggerak untuk melakukan pengimbasan ke sekolah lain,” ujarnya.
Pihaknya berharap, usai kegiatan ini guru kelas 2 dan kelas 5 bisa menyampaikan kepada guru lainnya. Dan mulai mampu menyusun modul P5 secara mandiri sesuai dengan contoh agar bisa diterapkan di sekolahnya masing masing.
“Hal tersebut merupakan salah satu tugas dari guru dan sekolah penggerak. Yaitu mengajak kepada guru dan sekolah lainnya untuk menerapkan kurikulum merdeka dengan sesungguhnya,” paparnya.
Disamping itu, lebih lanjut Titik memaparkan, sekolah penggerak bisa memberikan layanan pembelajaran yang berdeferensiasi, menyenangkan, melengkapi sarana. Dan prasarana yang mendukung pembelajaran dan menerapkan karakter yang baik kepada siswa siswi.
“Semoga sekolah kami mampu memberikan contoh. Juga menggerakkan sekolah lain untuk menerapkan kurikulum merdeka dalam pembelajarannya,” harap Titik mengakhiri. (cr8/fat)