Pati  

BPBD Pati Ingatkan Masyarakat Ancaman Banjir Bandang

ILUSTRASI: Rumah warga Desa Sinomwidodo Tambakromo rusak parah akibat diterpa banjir bandang, pada awal musim hujan 2022 lalu. (LUTHFI MAJID/JOGLO JATENG)

PATI, Joglo Jateng – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati mengingatkan kepada masyarakatnya untuk mewaspadai ancaman banjir bandang. Mengingat musim hujan diperkirakan bakal segera berlangsung beberapa pekan ke depan.

Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Pati Martinus Budi Prasetya mengatakan, jika banjir bandang berpotensi terjadi di sejumlah wilayah setelah musim kemarau berlalu. Ancaman bencana tersebut diperkirakan seperti akhir tahun 2022 lalu.

“Potensi bencana seperti tahun kemarin. Saat musim hujan sudah masuk di bulan November dan Desember, puncaknya nanti di Januari 2024, bisa jadi ada potensi banjir bandang,” ujar Martinus, belum lama ini.

Baca juga:  Garpu Perak Pati Siap Berperan Aktif Tingkatkan Kualitas Hidup Perempuan & Anak

Untuk diketahui, banjir bandang menyapu ratusan rumah di Kabupaten Pati pada awal musim hujan 2022. Sebanyak 632 rumah di Desa Sinomwidodo, Kecamatan Tambakromo mengalami kerusakan.

Secara bersamaan, puluhan rumah di Desa Godo, Kecamatan Winong juga mengalami kerusakan. ringan hingga berat. Beberapa infrastruktur juga terhempas akibat banjir bandang.

Tercatat ada 2 jembatan penghubung antar dukuh yang ambrol di Desa Kropak, Kecamatan Winong. Kemudian, sebuah jalan penghubung tergerus aliran sungai dan satu desa di Desa Gunungpanti Kecamatan Winong ambrol.

Selain itu, 21 ternak ikut lenyap diterpa banjir bandang. Di antaranya 12 ekor kambing hanyut, tiga ekor sapi hanyut, dan enam ekor sapi mati di kandang. Bahkan, beberapa warga meninggal usai banjir bandang melanda.

Baca juga:  Renovasi Alun-Alun Kembangjoyo Pati, Puluhan PKL Pindah Jualan ke Samping Kantor Bupati Pati

Melihat kejadian itu, Martinus berharap dampak banjir bandang tidak sebesar tahun lalu. Pihaknya juga sudah membentuk masyarakat tangguh bencana di desa-desa rawan bencana.

“Kita bentuk satu wadah masyarakat tangguh bencana. Mulai di Desa Gudo, Tanjunganom, Gabus. Kita kumpulkan dan kita latih sehingga terbentuk forum pengurangan resiko bencana,” tandasnya. (lut/fat)