KUDUS, Joglo Jateng – Sebanyak 150 guru Raudlotul Athfal (RA) se-Kabupaten Kudus mengikuti jeep touring yang diselenggarakan Pimpinan Daerah Ikatan Guru Raudlotul Athfal (PD IGRA) Kudus, belum lama ini. Dalam rangkaian itu, digelar juga pemotongan tumpeng dan senam massal Profil Pelajar Pancasila bersama Kemenag Kudus.
Kegiatan dalam rangka memeringati hari lahir (harlah) IGRA ke-21 itu digelar di Pijark Park, Kajar. Mengangkat tema Kiprah Igra dalam Mengembangkan dan Membentuk Organisasi yang Adhim Agama, Dinamis Harmoni Idealis dan Modern.
Ketua IGRA Amalina Chusni, menjelaskan, ditingkat kabupaten, IGRA telah menggelar khotmil qur’an dan maulidurrasul pada 12 Oktober. Sedangkan, 19 Oktober dilanjutkan Ziarah ke Sunan Kudus dan pengurus.
“Di tingkat nasional kami juga mengikuti peringatan harlah. Sekaligus Munas ke V di Malang 29 – 30 Oktober di hotel Singasari resort Malang,” jelasnya.
Pihaknya berharap, IGRA Kabupaten Kudus bisa mengayomi anggota dan menjembatani guru RA. Yakni untuk selalu update dan upgrade sesuai perkembangan zaman.
“Bisa bekerja sama dengan berbagai pihak. Serta selalu di hati dan dinanti masyarakat,” ungkapnya.
Senada, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Kudus Suhadi, mengimbau agar di hari lahir IGRA, para guru bisa meningkatkan kualitas diri. Menurutnya, peningkatan kompetensi guru profesional bisa dilakukan dengan perencanaan, evaluasi dan tindaklanjut.
“Kalau ada niat perubahan ke arah baik pasti akan ada jalannya. Itu sudah pasti. Maka kita harus saling menguatkan membentuk arti sehingga tujuan bersama kita terwujud,” ujarnya kepada para peserta.
Disamping itu, lanjut Suhadi, IGRA harus senantiasa menunjukkan eksistensinya. Selalu istiqomah dan tidak berpuas diri. Hal ini, kata dia, karena dunia pendidikan itu bersifat dinamis.
“Dunia pendidikan itu dinamis. Seiring dengan itu, guru RA harus senantiasa meningkatkan kompetensi. Meskipun guru di RA sudah berkualifikasi S1 semua. Banyak guru yang belum masuk dalam formasi PPG,” imbuhnya.
Suhadi menekankan menjadi pendidik merupakan tugas penting. Utamanya guru RA yang memiliki peran strategis sebagai pendidik pertama.
“Anak punya daya memori yang tinggi di bawah lima tahun punya daya tiru tinggi. Sehingga guru RA harus punya strategi penerapan pendidikan yang bagus,” tandasnya. (cr8/fat)