Kudus  

Pentas Produksi ke-18 Teater Tiga Koma UMK Usung Tema Sedulur Papat

MEMUKAU: Penampilan Teater Tiga Koma dalam pentas produksi ke-18 di Auditorium Universitas Muria Kudus, belum lama ini. (UMI ZAKIATUN NAFIS/JOGLO JATENG)

KUDUS, Joglo Jateng – Sedulur Papat menjadi pilihan naskah yang diangkat Teater Tiga Koma dalam pentas produksi ke-18. Naskah karya Sosiawan Leak ini disadur oleh Tiga Koma dan disutradarai Lutfi Hibatul pada Jumat (03/11) malam, di Auditorium Universitas Muria Kudus.

Pimpinan Produksi Eko Salma Rizky menjelaskan, tema ‘Sedulur Papat’ ini berawal dari tim yang berkaca adanya kebiasaan mengikuti nafsu yang berlebihan. Imbasnya adalah orang-orang yang ada di sekitar. Di mana sedulur papat sendiri merupakan konstruksi teman manusia yang ada sejak dalam rahim, yakni kakang kawah, getih, adhi ari-ari, dan puser.

“Mereka memiliki tugasnya masing-masing. Ada yang menjaga jabang, menyalurkan sari makan ke jabang, ada juga yang tugasnya menghidupi sang jabang dengan darah. Ketika sudah lahir, mereka akan menemani kita sebagai empat nafsu manusia,” jelasnya.

Baca juga:  Job Fair UMK Sediakan Puluhan Tenand

Pementasan ini, kata Eko, berbeda dengan sebelumnya. Ada unsur tari yang mendominasi selama pertunjukan berlangsung. Di setiap koreografi juga mengandung makna dan pesan.

“Persiapan mulai dari pemilihan tata letak panggung, para aktor, dan kostum. Memang sudah matang. Meskipun agak terkendala pada penyesuaian jadwal latihan, karena menyesuaikan waktu masing-masing,” katanya.

Senada, Sutradara Lutfi menjelaskan, pentas produksi ke-18 ini sudah dipersiapkan dengan matang. Bahkan, persiapan yang dilakukan membutuhkan waktu empat bulan lamanya untuk mengolaborasikan 20 tokoh yang memiliki peran berbeda-beda. “Tantangannya ada pada pemainnya sendiri, yang harus menyinergikan agar penampikan semakin maksimal dengan masing-masing peran yang mereka jalankan,” katanya.

Baca juga:  UMK Siapkan Langkah Ciptakan Guru Besar

Pada sesi awal dalam pentas ini, pihaknya mencoba menghadirkan kegentingan yang terjadi. Di mana persoalan tersebut bisa dikondisikan oleh seseorang itu sendiri.

“Persoalan yang terjadi bisa diselesaikan sendiri jika mau mengaca diri. Hingga akhirnya muncullah sosok yang menemani sejak dalam rahim ada getih, puser, kakag kawah, dan adhi ari-ari,” imbuhnya. (cr8/abd)